Rabu, 19 Agustus 2015

“Gomawo Mr Cho!” part 1



Tittle                     : “Gomawo Mr Cho!”
Author                  : Tia Riesn
Fb                           : Ryclouds park / Sweetya Rhiesna
Ig / Twitter         : @tiafaleona
Cast                       : Kyu Hyun, Hiu Hwi, Changmin, Hyora, atc
Rate                       : PG17 / Straight
Genre                   : Drama, Comedy Romance.

Didedikasikan untuk Eonnie-ku :* I Hope u like this.

 
_Story begins… Meet U_

Semilir angin pagi itu kian berhembus seraya menggoyangkan beberapa dedaunan yang ada di ranting pohon sakura itu. Musim semi adalah peralihan musim dingin ke musim panas. Musim semi terjadi setelah musim dingin, di mana tumbuh-tumbuhan mekar kembali, karna itulah musim semi disebut juga ‘Musim Bunga’. Musim semi, memang musim yang begitu indah. Bunga berwarna merah muda itu tampak begitu mempesona di dalam balutan nuansa keindahan yang tiada tara. Hiu Hwi. Yeoja cantik nan manis itu tengah berjalan pelan melewati tiap-tiap koridor sekolah yang cukup terkenal di Seoul ini. Ini merupakan hari pertamanya di Negara kelahirannya –Korea– setelah sekian lama. Ya, ia pindahan dari kota Sapporo, Jepang. Insiden kecelakaan yang menimpa orangtuanya hingga meninggal satu bulan yang lalu, mengharuskan yeoja itu kini mau tak mau kembali ke Korea untuk tinggal bersama Neneknya, keluarga satu-satunya yang masih ia miliki saat ini.
Lama ia melewati koridor sekolah yang panjang itu hingga tanpa sadar, seorang yeoja menabraknya hingga ia terjatuh dan tersungkur pada lantai dingin di sana. Bahkan kini kacamata Hiu Hwi pun terlepas dan jatuh begitu saja.
“Ash! Bodoh! Apa kau tidak punya mata huh!!”
Umpat yeoja yang tadi menabrak Hiu Hwi itu dengan wajah teramat kesal. Tunggu, apa yeoja itu tak salah? Bukankah korban di sini adalah Hiu Hwi? Ia bahkan tak terjatuh sedikitpun. Lalu, kenapa ia yang justru mengumpat tak jelas seperti ini? Terlihat banyak siswa yang mulai mengerubungi mereka dan tampak beberapa yang bersorak ramai. Seolah ini adalah sebuh tontonan yang amat menarik.
“Mianhae” gumam Hiu Hwi dengan nada bergetar. Wajah manisnya kian memucat, ia merunduk kaku. Gadis ini memang penakut, bukan— tepatnya pengecut. Ya, kata itu lebih cocok pada Hiu Hwi yang kini tengah menahan airmatanya. Hal seperti ini memang sering ia alami sejak dulu. Ditindas oleh orang lain, ya dia gadis yang lemah. Sejak ditinggal kedua orang tuanya.
“Maaf? Ash! Semua juga bisa berkata seperti itu! Bodoh! Cupu!” maki Hyora dengan mendelik tajam kearah Hiu Hwi yang masih saja membatu ketakutan. Gadis pembuat onar itu tampak asyik mendapatkan mainan baru seperti Hiu Hwi. Ya, baginya jika ada siswi atau bahkan siswa yang lemah di sekolah ini maka ia akan langsung menindasnya habis! Sangat mengasyikan baginya.
“Tapi—“
“Mwo! Mwo! Kau mau mengatakan apalagi?! Kau pikir kau cantik huh!”
“Mian—“
“Bodoh! Cupu! Pengecut! Ayo balas aku jika kau berani! Ahaha!” seraya menarik helaian rambut lurus Hiu Hwi. Rambut yang tadinya terikat rapi itupun kini terlepas bebas dan berantakan ditangan Hyora. Sakit! Hiu Hwi meringis kesakitan menahan pedih pada ujung rambutnya yang terus dijambak oleh yeoja gila itu tanpa ampun. Hingga…
“Apa apan ini? Hyora? Apa yang kau lakukan pada Hiu Hwi? Ada masalah apa?”
Tiba-tiba datang Guru Changmin tampak melerai keributan itu. Membuat semua siswa yang tadinya mengerubungi tempat itupun sontak kembali ke kelas mereka masing-masing agar tak terkena semburan dari guru itu. Hyorapun melepas cengkraman kencangnya itu seketika.
“Dia menabrakku! Aku benci ditabrak” jawab singkat Hyora. Konyol memang. Alasan seperti itu saja mampu membuatnya menjambak keras rambut yeoja lain. Seolah itu hanya sebuah alibi untuk dapat membuat keributan baru.
“Tapi tadi bukankah kau yang—“
“Mwo?! Kau mau menuduhku bahwa aku pelakunya? Aku yang menabrakmu begitu? Bagus! Anak baru sudah membuat ulah!” potong Hyora mendelik tajam, ia tampak tak terima. Hiu Hwi merunduk dalam. Ia sungguh lemah jika sudah berada pada posisi ini.
“Sudah! Sudah!” seru Changmin. Ia tampak pusing menangani siswi bernama Hyora ini. Kejadian seperti ini memang tak hanya sekali dua kali terjadi, tapi sudah sangat sering.
“Hyora, jangan berlebihan! Dia murid baru maka maklumi saja Hiu Hwi. Kenapa kau senang sekali mencari masalah huh!”
“Tapi dia—“
“Mwo? Aku amat tahu sifatmu! Tak mungkin gadis seperti Hiu Hwi memulai keributan ini! Pasti kau yang telah melebih-lebihkannya saja!”
“Nde! Aku yang bersalah! Lebih baik aku pergi! Mana mungkin kau akan berpihak sekali saja padaku! Aku cukup tau diri Shim Changmin!” jawab berani Hyora dengan wajah yang memerah padam. Kesal? Tentu saja! Namja yang dulu sempat begitu mengisi hatinya itu justru membela pada gadis lain! Kini bahkan namja itu dengan berani membentaknya kasar.
“Hyora?! Kau—”
“Tidak usah bicara apapun. Aku akan pergi sekarang, jadi tenang saja.”
Hyora melangkahkan kakinya lebar. Bukan mengalah. Tapi terpaksa mengalah. Changmin, adalah satu-satunya guru yang mampu mengontrol sikap arogan Hyora, gadis nakal itu. Semua guru bahkan mengangkat tangan mereka menghadapi gadis itu. Mengapa? Mengapa hanya Changmin yang mampu menjinakkan sikap liar Hyora? Alasannya ialah karna mereka pernah menjadi sepasang kekasih. Tepatnya setahun yang lalu. Saat Hyora berada di tingkat satu. Hubungan singkat itu hanya berjalan 2 bulan saja.
“Lihat saja! Urusan kita belum selesai Hiu Hwi!” ancam Hyora pada Hiu Hwi sebelum gadis itu pergi dengan kesal. Lirikan tajam yeoja itu pada Hiu Hwi begitu tampak mengerikan. Apalagi tadi Changmin dengan terang-terangan membela gadis cupu itu di hadapannya. Itu sama saja menabuh genderang perang padanya bukan?
“Kau tidak apa Hiu Hwi? Maafkan sikap arogan Hyora. Dia memang gadis yang nakal.” Ujar Changmin yang kini terlihat kuatir. Selalu seperti ini. Pada akhirnya Changmin yang mewakili untuk meminta maaf pada tiap siswa/siswi yang menjadi korban amukan Hyora.
“Nde Guru. Aku baik-baik saja.” Ujar Hiu Hwi seraya mendongak pada Changmin. Cantik! Namja itu sedikit terpana melihat betapa cantiknya gadis di hadapannya kini. Mata bulat yang indah dan rambut hitam yang tergerai lurus. Semakin menambah kadar kecantikan gadis itu. Hiu Hwi! Gadis itu sesungguhnya memang sangat manis. Berbeda dengan gadis-gadis lain di matanya.
“Ini kacamatamu. Kurasa kau harus menggantinya” dengan canggung Changmin memungut kacamata itu dan mengembalikannya pada Hiu Hwi.
Ya, kacamata milik Hiu Hwi retak. Kacamata peninggalan almarhum ibunya saat ia masih tingkat satu. Saat ia masih bahagia bersama keluarganya yang utuh sebulan yang lalu. Ya, bukankah roda kehidupan memang akan terus berputar? Bukankah semua yang ada di dunia ini hanya sebuah titipan semata? Semua pada akhirnya akan tetap pergi, satu-per satu.
“Gomawo Guru”
“Nde, cepat masuklah ke kelasmu”
“Nde”
‘Ash! Cantik juga gadis itu. Cantiknya benar-benar berbeda dari gadis lain. Ash! Ada apa dengan otakku ini?’ batin Changmin.
---
Bel pulang telah berbunyi semenit yang lalu. Tampak para murid itu terlihat berdesak-desakan untuk segera pulang menuju rumahnya. Tak terkecuali Hiu Hwi. Gadis itu terus saja merunduk. Hari pertamanya di sekolah ini memang cukup buruk baginya. Ya, satu kelasnya tampak tak ada yang mau berteman dengannya yang seolah mengasingkan diri. Ia terlihat menjadi murid baru yang aneh bagi beberapa siswa. Hanya orang-orang senasib dengannya lah yang masih mau berteman dengannya. Seperti halnya…
                “Hiu Hwi”
“Eoh? Nde” sahut Hiu Hwi seraya menoleh.
“Aku Minho, Choi Minho. Aku sekelas denganmu. Apa kau mengingatku?”
Ujar seorang namja yang tak jauh berbeda darinya. Berkacamata. Sepertinya namja itu juga tak memilik banyak teman. Sama sepertinya.
“Ye, aku mengingatnya. Choi Minho. Aku Lee Hiu Hwi. Bagapta”
“Nde. Apa kau akan pulang? Maukah kau pulang denganku?”
“Aku naik bus.”
“Ikutlah bersamaku. Aku dijemput oleh Appaku.”
“Tidak, aku lebih suka naik bus Minho. Mianhae..”
“Baiklah.. tidak apa. Berhati-hatilah.”
“Nde”
Tampak Minho menjauh meninggalkan Hiu Hwi yang menunggu bus sendirian di halte samping sekolahannya itu. Dari pandangan Hiu Hwi saat ini telihat banyak murid-murid bergerombol seolah membentuk kelompok masing-masing. Lagi, gadis itu seolah terkucilkan dari teman-temannya.
“Ahaha—aku sudah menduga dia pasti menolakmu!”
“Ahaha— belum sepenuhnya ia menolakku. Dia bahkan belum menjawab. Lihat saja nanti aku pasti akan menaklukan namja tampan itu.”
“Mwo? Buktikan.. Jangan hanya bicara. Kau ini…”
“Nde kalian tenang saja..” celotehan Hyora bersama teman-temannya itu seraya berjalan menuju halte bus. Tempat dimana Hiu Hwi berada sekarang. Ya, sepertinya gadis polos itu tengah berada dalam bahaya.
“Eoh? Changkam—“
“Hiu Hwi? Gadis bodoh tadi pagi yang telah menabrakku hingga Changmin menbentakku kasar.” Sambung Hyora.
“Aku punya ide.. dan aku yakin kau menyukainya Hyora.” Bisik teman Hyora dengan kerlingan licik. Ya, gadis-gadis ini memang senang sekali membuat onar dan tak segan menjahili siapa saja yang berani membuat mereka merasa kesal. Tak terkecuali Hiu Hwi.
“Ahaha.. Bagus juga.. Kajja..” seulas senyum licik terpatri jelas di sudut bibir Hyora tatkala menghampiri mangsanya, Hiu Hwi.
“Hiu Hwi. Aku minta maaf. Kejadian tadi pagi sungguh di luar dugaanku. Aku—sungguh minta maaf padamu.” Dengan kepura-puraan Hyora melancarkan aksinya.
Hiu Hwi bergidik. Ia sedikit ngeri melihat Hyora tersenyum seperti itu padanya. Jutru terlihat seperti yeoja itu ingin memakannya hidup-hidup.
“Eoh? Nde.. Gwe-gwenchana..” tergugup Hiu Hwi menjawabnya. Ia hendak pergi namun Hyora dan teman-temannya menahan lengan gadis itu.
“Kajja kita bersenang-senang. Di atap gedung ada yang pemandangan yang menarik. Kau pasti akan menyukainya.”
“Eoh? Tapi aku—“
“Jangan menolaknya. Bukankah kita teman?”
“T—teman?”
“Kajja!!!”
Dengan senyum penuh kemenangan Hyora dan teman-temannya menggiring Hiu Hwi untuk pergi ke atap sekolah. Entah apa yang akan mereka lakukan pada gadis polos itu.
Tampak seorang namja tampan mengenakan jaket kulit coklat, dengan earphone di telinganya, berjalan menuju keluar gedung sekolahnya yang mulai terlihat sepi. Ia berjalan dengan pelan hingga sebuah seragam putih melayang dan jatuh menghinggapi tanah tepat dihadapannya. Ia berjengit. Siapa pemilik seragam itu? Bagaimana bisa ada yang dengan teganya membuang seragam sembarangan di area sekolah seperti ini.
“Lee Hiu Hwi” gumam namja itu tatkala membaca name tag seragam malang di tangannya kini. Cho Kyuhyun. Namja itu membatu. Hingga saat indera pendengarannya menangkap suara lain dari atap sekolah itu.
“Tolong—“
“Mwo?” terkejut. Ia melihat beberapa siswi membuang rok dan sweater kearah bawah. Ya, jatuh tepat ke tempat Kyuhyun kini berdiri.
Dengan sigap namja itupun dengan memunguti pakaian yang dibuang itu lalu berlari dengan cepat menuju atap. Gila!
“Hmmm.. Dasar manusia tak berguna!“ gumam Kyu saat ia melewati tangga yang berliku-liku itu dengan berlarian tak karuan. Kuatir. Entah bagaimana bisa namja itu merasa sangat kuatir saat ini.
“Hahaha! Dasar gadis bodoh! Lihatlah tampangnya kini… sangat lucu!”
“Hyora, akan lebih bagus jika momen ini diabadikan..”
“Ide bagus!”
CPRET!! CPRET!!
Bunyi camera yang berasal dari smartphone Hyora saat menangkap gambar gadis dengan kondisi yang sangat menyedihkan itu. Tanpa baju dan rok sekolahnya, ia meringkuk malu. Ia tak pernah dipermalukan sampai seperti ini sebelumnya. Sungguh! Sangat memprihatinkan.
“Hahaha! Bodoh!”
Tingkah mereka sungguh semakin menggila. Hingga seketika…
“Ya!! Hentikan!” pekik Kyu saat kini penglihatannya menangkap sosok Hiu Hwi yang terkulai lemah di pojok pembatas atap bangunan itu. Dan Sekelompok orang yang dengan kejam melakukan hal keji itu pada Hiu Hwi. Siapa lagi kalau bukan Hyora dan teman-temannya. Kyuhyun tampak mengerang. Matanya memerah, tajam menatap pemandangan di depannya seolah kini Hyora adalah musuh yang sangat ini ia musnahkan.
“Mwo? Cho Kyuhyun? Wae? Kau mau bicara denganku Oppa?” dengan nada manja Hyora mendekati namja itu. Bergelayut manja di lengan kekar Kyuhyun.
“Mwo? Kau panggil aku apa? Oppa? Cih!”
“Wae? Mungkinkah kau sudah dapat jawaban atas pertanyaanku tadi siang itu? Maukah kau menjadi pacarku Oppa?”
“Lepaskan tangan busukmu itu! Tak sudi aku bersentuhan denganmu! Gadis licik!”
“Opp—“
“Dengarkan ini baik-baik! Aku kesini bukan untuk kau! Hyora! Tapi untuk menolong gadis yang kau siksa itu.” Kyuhyun menunjuk Hiu Hwi yang meringkuk kesakitan. Yeoja itu hanya memakai singlet dan celana pendeknya saja. Semua telah Hyora rampas, dan buang. Gadis gila itu telah melepas paksa baju dan rok Hiu Hwi hingga kini gadis polos itu hanya mampu menangis tak berdaya akibat kekejaman Hyora. Sungguh sangat keterlaluan!
“Kau benar-benar hebat! Hyora! Kau wanita terbusuk di dunia ini! Jika saja kau bukan perempuan mungkin aku sudah membunuhmu!“
“W-wae? Memangnya gadis bodoh itu siapamu Oppa? Kenapa kau begitu ingin menyelamatkannya? Hingga kau memakiku sampai seperti ini? Wae? Padahal dia kan anak baru yang bodoh! Dia yang dengan sengaja menabrakku tadi pagi hingga membuat badanku sakit semua..” kembali dengan nada bicara yang ia buat, Hyora merajuk. Seratus untuk semua nilai kebohongan Hyora ini. Gadis itu memang sudah benar-benar gila.
“Aku tak kan percaya sedikitpun padamu gadis tengik!” Elak Kyu
“Berikan ponselmu!” bentak Kyu sekali lagi.
“Mwo? Wae?”
“Berikan kataku!!!!!!!!”
Karna gadis itu diam saja, dengan terpaksa Kyuhyunpun merampas ponsel Hyora lalu dengan emosi yang berapi-api ia banting benda tak bersalah itu ke dinding. Terang saja kini semua isi di dalamnya keluar tak berharga lagi. Ponsel mahal itu tekapar tak berguna.
“Mwo??” Hyora membulatkan kedua matanya tak percaya menyaksikan kejadian barusan. Sungguh jika sudah seperti ini Kyuhyun akan tampak sangat mengerikan. Namja itu seolah telah kesetanan.
“Persetan denganmu!” umpat Kyu pada Hyora sekali lagi.
Segera namja itu berlari ke arah Hiu Hwi untuk menolong gadis itu. Kyuhyun melepas jaket kulitnya dan memakaikannya pada Hiu Hwi. Adegan itu ditatap jijik oleh Hyora yang kini hanya bisa diam saja tanpa berbuat apapun. Ya, meskipun Hyora arogan namun sikapnya masih jauh kalah oleh Kyuhyun.
Kyuhyun tampak menghela napasnya sekejap lalu mendekati Hyora yang sejak tadi diam ketakutan.
“Dengar Hyora! Dia Lee Hiu Hwi adalah kekasihku! Kau dengar itu baik-baik! Dan jangan pernah berani menyentuhnya lagi mulai sekarang! Jika saja aku tahu kau berani sedikit saja menyentuh gadisku ini! Maka aku tak akan segan-segan membunuhmu! Kau mengerti dengan perkataanku ini kan?” pekik Kyu tampak kesal. Hyora diam dengan tubuh bergetarnya. Ia sangat tahu, setiap perkataan Kyu bukan hanya sekedar gertakan semata, ia memang tidak pernah main-main.
“Camkan itu baik-baik!” sambung Kyuhyun seraya menggendong tubuh lemah Hiu Hwi yang tak berdaya itu untuk pergi dari tempat ini.
Terlihat Hyora diam tak percaya akan semua yang baru saja ia dengar. Apa kupingnya ada bermasalah? Benarkah Hiu Hwi adalah kekasih Kyuhyun? Astaga hal itu sungguh membuat Hyora dan teman-temannya itu hanya menganga lebar saat ini.
‘Ige mwoya?’ gumam Hyora masih saja tak percaya.
‘Hiu Hwi. Mianhae aku tak bisa menjagamu. Mianhae..’ batin Kyu.
----
-Melindungi mu adalah kewajibanku, jika kau tersakiti sedikit saja maka sebagian tubuhkupun akan merasakan sakit-

                Mentari yang tadi masih berada tepat di barat, kini makin menuju peraduannya. Tak disangka hari sudah semakin sore. Terlihat Kyuhyun turun dari motornya lalu kembali ia menggendong tubuh lemah Hiu Hwi dalam dekapannya.
                “Hiu Hwi?” sapa Nenek gadis itu saat mendapati Kyuhyunlah yang mengetuk pintu rumahnya.
                “Nenek? Hiu Hwi.. dia—“
“Cho Kyuhyun? Kajja masuklah. Jangan hanya berdiri di sana. Astaga apa yang sebenarnya terjadi?”
Ya, Kyuhyun adalah tetangga Hiu Hwi saat di Sapporo Jepang. Hingga sampai usia Kyuhyun menginjak 10 tahun, ia pindah ke Seoul. Bahkan pada saat awal Kyuhyun dan Ibunya pindah untuk pertama kalinya di Seoul, mereka tinggal di rumah Nenek Hiu Hwi ini untuk beberapa saat. Setelah mereka menemukan tempat tinggal yang layak dan pas, baru mereka pindah ke rumah mereka yang baru. Oleh karna itulah Nenek Hiu Hwi masih sangat mengenali Kyuhyun.
Nampak Kyuhyun terlebih dulu membaringkan tubuh Hiu Hwi pada ranjang kamar gadis itu. Tampak ia menyisihkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Hiu Hwi. Malang. Hanya kata itu yang pantas untuk menggambarkan kondisi Hiu Hwi saat ini. Selimut tebal itu Kyu tarik untuk menutupi tubuh tak berdaya ini. Setelah dirasa tugasnya telah selesai, Kyu pun keluar, membiarkan gadis itu beristirahat setelah apa yang terjadi tadi pasti membuat gadis itu merasa sangat lelah.
“Apa yang terjadi Kyu? Bagaimana kau bisa menemukan Hiu Hwi dalam kondisi seperti ini?”
“Dia dijahili teman-temannya Nek. Tapi jangan kuatir. Aku sudah membereskan semuanya.”
“Aighoo. Hiu Hwi ? kasihan sekali dia. Ia hidup sendiri sekarang, tapi cobaan jutru semakin membuatnya berat melangkah. Kyu, nenek minta kau jaga Hiu Hwi. Inilah hal yang paling nenek takuti saat ia memutuskan untuk pindah kesini. Sikapnya yang berubah pendiam semejak kematian kedua orangtuanya, pasti akan membuat teman-temannya berpikir Hiu Hwi lemah kemudian menindasnya. Ya Tuhan..”
“Nek, jangan cemas. Aku akan menjaganya. Aku berjanji, mulai sekarang Hiu Hwi tidak akan pernah tersakiti lagi. tidak akan pernah nek. Siapapun orangnya pasti akan aku hajar.”
“Gomawo Kyu. Kau memang anak baik.”
“Kyu, bagaimana Eommamu? Apa dia baik?” alih Nenek seraya menuang secangkir teh Jepang untuk Kyuhyun.
“Dia baik nek. Meskipun kadang ia sakit-sakitan, tapi Eomma masih bisa bertahan sampai saat ini.”
“Eommamu sungguh kuat. Kau—jangan meninggalkannya sendiri Kyu. Akan semakin terasa berat untuknya jika kau pergi.”
“Nde”
----
                Kembali sinar hangat sang surya mampu membangunkan seluruh manusia di jagad raya ini. Para siswa tampak bergegas memasuki gerbang bercat putih itu dengan langkah lebarnya. Tergesa. Hiu Hwi berlari saat ia kembali menatapi jam tangannya. Jam 7! Ia terlambat. Insiden dua hari yang lalu membuatnya tak dapat tidur dengan tenang. Ia sengaja kemarin tak berangkat. Malu. Hanya kata itu yang mampu menjelaskan isi hatinya sekarang. Masih saja ia merunduk tak berani menatapi sorotan murid-murid lain padanya kini. Ia sangat tahu, sejak pertama kali Hiu Hwi mulai memasuki gerbang tatapan demi tatapan seolah menghujatnya dengan tajam. Beberapa orang tampak mencibirnya. Namun gadis itu hanya mampu tertunduk. Malu!
                Sesampainya Hiu Hwi di kelas, tatapan itu seolah tak jua berhenti. Cibiran-cibiran akan dirinya masih sayup-sayup ia dengar melalui indera pendengarannya. Sakit! Tak ada satupun yang membela gadis itu saat ini.
                “Hiu Hwi, lihat papan tulis itu” ujar Minho. Hiu Hwi pun mengalihkan pandangannya tepat lurus ke depan papan tulis itu.
                LEE HIU HWI!!!! GADIS MURAHAN!!!! MANA COCOK KAU YANG CULUN ITU BERSANDING DENGAN KYUHYUN OPPA!!!! MATI SAJA KAU GADIS MURAHAN!!!!!! MANA PANTAS KAU HIDUP!!! KAU HANYALAH SAMPAH!!!!
                Cacian demi cacian memenuhi isi papan tulis itu. Tulisan itu penuh dengan makian yang Hiu Hwi sendiri tak tahu siapa yang melakukannya. Perih! Di titik ini Hiu Hwi benar-benar merasakan lemah yang sangat. Gadis itu berlari. Ia keluar dari kelas. Berlari kencang tanpa melihat lagi cibiran itu. Hingga…
                BRUG!!
                “Mianhae” gumam Hiu Hwi tanpa mampu menatap siapa gerangan yang telah menabraknya kali ini. Mungkinkah gadis galak itu lagi?
To be continue…
Next part…
“DIAM!!!!!!”
Kini terlihat semua hening seketika. Tak ada lagi yang berbicara bahkan satu orangpun.
                “Dengarkan aku baik-baik!” semua orang masih diam di tempatnya, menatap takut sosok Kyu yang berdiri di depan dengan mata memerah.
“Siapa yang telah berani melakukan ini!!! Siapa yang mecoret kalimat kotor ini huh!!!!!! Siapa yang berani menghina Hiu Hwi-ku!!!!!!” teriak Kyuhyun seraya menghempaskan meja guru yang ada di hadapannya. Ia seolah melampiaskan segala amarahnya itu pada apa saja yang ada di depannya. Kesetanan.