Tittle : “Gomawo Mr Cho!”
Author : Tia Riesn
Fb : Ryclouds park / Sweetya Rhiesna
Ig / Twitter : @tiafaleona
Cast : Kyu Hyun, Hiu Hwi, Changmin, Hyora, atc
Rate : PG17 / Straight
Genre : Drama, Comedy Romance.
Didedikasikan untuk Eonnie-ku :*
I Hope u like this.
_Story begins… Meet U_
Semilir angin pagi itu kian
berhembus seraya menggoyangkan beberapa dedaunan yang ada di ranting pohon
sakura itu. Musim semi adalah peralihan musim dingin ke musim panas. Musim semi
terjadi setelah musim dingin, di mana tumbuh-tumbuhan mekar kembali, karna
itulah musim semi disebut juga ‘Musim Bunga’.
Musim semi, memang musim yang begitu indah. Bunga berwarna merah muda itu
tampak begitu mempesona di dalam balutan nuansa keindahan yang tiada tara. Hiu
Hwi. Yeoja cantik nan manis itu tengah berjalan pelan melewati tiap-tiap
koridor sekolah yang cukup terkenal di Seoul ini. Ini merupakan hari pertamanya
di Negara kelahirannya –Korea– setelah sekian lama. Ya, ia pindahan dari kota
Sapporo, Jepang. Insiden kecelakaan yang menimpa orangtuanya hingga meninggal
satu bulan yang lalu, mengharuskan yeoja itu kini mau tak mau kembali ke Korea
untuk tinggal bersama Neneknya, keluarga satu-satunya yang masih ia miliki saat
ini.
Lama ia melewati koridor sekolah
yang panjang itu hingga tanpa sadar, seorang yeoja menabraknya hingga ia
terjatuh dan tersungkur pada lantai dingin di sana. Bahkan kini kacamata Hiu
Hwi pun terlepas dan jatuh begitu saja.
“Ash! Bodoh! Apa kau tidak punya
mata huh!!”
Umpat yeoja yang tadi menabrak Hiu
Hwi itu dengan wajah teramat kesal. Tunggu, apa yeoja itu tak salah? Bukankah
korban di sini adalah Hiu Hwi? Ia bahkan tak terjatuh sedikitpun. Lalu, kenapa
ia yang justru mengumpat tak jelas seperti ini? Terlihat banyak siswa yang
mulai mengerubungi mereka dan tampak beberapa yang bersorak ramai. Seolah ini
adalah sebuh tontonan yang amat menarik.
“Mianhae” gumam Hiu Hwi dengan nada
bergetar. Wajah manisnya kian memucat, ia merunduk kaku. Gadis ini memang
penakut, bukan— tepatnya pengecut. Ya, kata itu lebih cocok pada Hiu Hwi yang
kini tengah menahan airmatanya. Hal seperti ini memang sering ia alami sejak
dulu. Ditindas oleh orang lain, ya dia gadis yang lemah. Sejak ditinggal kedua
orang tuanya.
“Maaf? Ash! Semua juga bisa berkata
seperti itu! Bodoh! Cupu!” maki Hyora dengan mendelik tajam kearah Hiu Hwi yang
masih saja membatu ketakutan. Gadis pembuat onar itu tampak asyik mendapatkan
mainan baru seperti Hiu Hwi. Ya, baginya jika ada siswi atau bahkan siswa yang
lemah di sekolah ini maka ia akan langsung menindasnya habis! Sangat
mengasyikan baginya.
“Tapi—“
“Mwo! Mwo! Kau mau mengatakan
apalagi?! Kau pikir kau cantik huh!”
“Mian—“
“Bodoh! Cupu! Pengecut! Ayo balas
aku jika kau berani! Ahaha!” seraya menarik helaian rambut lurus Hiu Hwi.
Rambut yang tadinya terikat rapi itupun kini terlepas bebas dan berantakan
ditangan Hyora. Sakit! Hiu Hwi meringis kesakitan menahan pedih pada ujung
rambutnya yang terus dijambak oleh yeoja gila itu tanpa ampun. Hingga…
“Apa apan ini? Hyora? Apa yang kau
lakukan pada Hiu Hwi? Ada masalah apa?”
Tiba-tiba datang Guru Changmin
tampak melerai keributan itu. Membuat semua siswa yang tadinya mengerubungi
tempat itupun sontak kembali ke kelas mereka masing-masing agar tak terkena
semburan dari guru itu. Hyorapun melepas cengkraman kencangnya itu seketika.
“Dia menabrakku! Aku benci
ditabrak” jawab singkat Hyora. Konyol memang. Alasan seperti itu saja mampu
membuatnya menjambak keras rambut yeoja lain. Seolah itu hanya sebuah alibi
untuk dapat membuat keributan baru.
“Tapi tadi bukankah kau yang—“
“Mwo?! Kau mau menuduhku bahwa aku
pelakunya? Aku yang menabrakmu begitu? Bagus! Anak baru sudah membuat ulah!”
potong Hyora mendelik tajam, ia tampak tak terima. Hiu Hwi merunduk dalam. Ia
sungguh lemah jika sudah berada pada posisi ini.
“Sudah! Sudah!” seru Changmin. Ia
tampak pusing menangani siswi bernama Hyora ini. Kejadian seperti ini memang
tak hanya sekali dua kali terjadi, tapi sudah sangat sering.
“Hyora, jangan berlebihan! Dia murid
baru maka maklumi saja Hiu Hwi. Kenapa kau senang sekali mencari masalah huh!”
“Tapi dia—“
“Mwo? Aku amat tahu sifatmu! Tak
mungkin gadis seperti Hiu Hwi memulai keributan ini! Pasti kau yang telah
melebih-lebihkannya saja!”
“Nde! Aku yang bersalah! Lebih baik
aku pergi! Mana mungkin kau akan berpihak sekali saja padaku! Aku cukup tau
diri Shim Changmin!” jawab berani Hyora dengan wajah yang memerah padam. Kesal?
Tentu saja! Namja yang dulu sempat begitu mengisi hatinya itu justru membela
pada gadis lain! Kini bahkan namja itu dengan berani membentaknya kasar.
“Hyora?! Kau—”
“Tidak usah bicara apapun. Aku akan
pergi sekarang, jadi tenang saja.”
Hyora melangkahkan kakinya lebar.
Bukan mengalah. Tapi terpaksa mengalah. Changmin, adalah satu-satunya guru yang
mampu mengontrol sikap arogan Hyora, gadis nakal itu. Semua guru bahkan
mengangkat tangan mereka menghadapi gadis itu. Mengapa? Mengapa hanya Changmin
yang mampu menjinakkan sikap liar Hyora? Alasannya ialah karna mereka pernah
menjadi sepasang kekasih. Tepatnya setahun yang lalu. Saat Hyora berada di
tingkat satu. Hubungan singkat itu hanya berjalan 2 bulan saja.
“Lihat saja! Urusan kita belum
selesai Hiu Hwi!” ancam Hyora pada Hiu Hwi sebelum gadis itu pergi dengan
kesal. Lirikan tajam yeoja itu pada Hiu Hwi begitu tampak mengerikan. Apalagi
tadi Changmin dengan terang-terangan membela gadis cupu itu di hadapannya. Itu
sama saja menabuh genderang perang padanya bukan?
“Kau tidak apa Hiu Hwi? Maafkan
sikap arogan Hyora. Dia memang gadis yang nakal.” Ujar Changmin yang kini
terlihat kuatir. Selalu seperti ini. Pada akhirnya Changmin yang mewakili untuk
meminta maaf pada tiap siswa/siswi yang menjadi korban amukan Hyora.
“Nde Guru. Aku baik-baik saja.”
Ujar Hiu Hwi seraya mendongak pada Changmin. Cantik! Namja itu sedikit terpana
melihat betapa cantiknya gadis di hadapannya kini. Mata bulat yang indah dan
rambut hitam yang tergerai lurus. Semakin menambah kadar kecantikan gadis itu.
Hiu Hwi! Gadis itu sesungguhnya memang sangat manis. Berbeda dengan gadis-gadis
lain di matanya.
“Ini kacamatamu. Kurasa kau harus
menggantinya” dengan canggung Changmin memungut kacamata itu dan
mengembalikannya pada Hiu Hwi.
Ya, kacamata milik Hiu Hwi retak.
Kacamata peninggalan almarhum ibunya saat ia masih tingkat satu. Saat ia masih
bahagia bersama keluarganya yang utuh sebulan yang lalu. Ya, bukankah roda
kehidupan memang akan terus berputar? Bukankah semua yang ada di dunia ini
hanya sebuah titipan semata? Semua pada akhirnya akan tetap pergi, satu-per
satu.
“Gomawo Guru”
“Nde, cepat masuklah ke kelasmu”
“Nde”
‘Ash!
Cantik juga gadis itu. Cantiknya benar-benar berbeda dari gadis lain. Ash! Ada
apa dengan otakku ini?’ batin Changmin.
---
Bel pulang telah berbunyi semenit
yang lalu. Tampak para murid itu terlihat berdesak-desakan untuk segera pulang
menuju rumahnya. Tak terkecuali Hiu Hwi. Gadis itu terus saja merunduk. Hari
pertamanya di sekolah ini memang cukup buruk baginya. Ya, satu kelasnya tampak
tak ada yang mau berteman dengannya yang seolah mengasingkan diri. Ia terlihat
menjadi murid baru yang aneh bagi beberapa siswa. Hanya orang-orang senasib
dengannya lah yang masih mau berteman dengannya. Seperti halnya…
“Hiu
Hwi”
“Eoh? Nde” sahut Hiu Hwi seraya
menoleh.
“Aku Minho, Choi Minho. Aku sekelas
denganmu. Apa kau mengingatku?”
Ujar seorang namja yang tak jauh
berbeda darinya. Berkacamata. Sepertinya namja itu juga tak memilik banyak
teman. Sama sepertinya.
“Ye, aku mengingatnya. Choi Minho.
Aku Lee Hiu Hwi. Bagapta”
“Nde. Apa kau akan pulang? Maukah
kau pulang denganku?”
“Aku naik bus.”
“Ikutlah bersamaku. Aku dijemput
oleh Appaku.”
“Tidak, aku lebih suka naik bus
Minho. Mianhae..”
“Baiklah.. tidak apa.
Berhati-hatilah.”
“Nde”
Tampak Minho menjauh meninggalkan
Hiu Hwi yang menunggu bus sendirian di halte samping sekolahannya itu. Dari
pandangan Hiu Hwi saat ini telihat banyak murid-murid bergerombol seolah
membentuk kelompok masing-masing. Lagi, gadis itu seolah terkucilkan dari
teman-temannya.
“Ahaha—aku sudah menduga dia pasti
menolakmu!”
“Ahaha— belum sepenuhnya ia
menolakku. Dia bahkan belum menjawab. Lihat saja nanti aku pasti akan
menaklukan namja tampan itu.”
“Mwo? Buktikan.. Jangan hanya
bicara. Kau ini…”
“Nde kalian tenang saja..”
celotehan Hyora bersama teman-temannya itu seraya berjalan menuju halte bus.
Tempat dimana Hiu Hwi berada sekarang. Ya, sepertinya gadis polos itu tengah
berada dalam bahaya.
“Eoh? Changkam—“
“Hiu Hwi? Gadis bodoh tadi pagi
yang telah menabrakku hingga Changmin menbentakku kasar.” Sambung Hyora.
“Aku punya ide.. dan aku yakin kau
menyukainya Hyora.” Bisik teman Hyora dengan kerlingan licik. Ya, gadis-gadis
ini memang senang sekali membuat onar dan tak segan menjahili siapa saja yang
berani membuat mereka merasa kesal. Tak terkecuali Hiu Hwi.
“Ahaha.. Bagus juga.. Kajja..”
seulas senyum licik terpatri jelas di sudut bibir Hyora tatkala menghampiri
mangsanya, Hiu Hwi.
“Hiu Hwi. Aku minta maaf. Kejadian
tadi pagi sungguh di luar dugaanku. Aku—sungguh minta maaf padamu.” Dengan
kepura-puraan Hyora melancarkan aksinya.
Hiu Hwi bergidik. Ia sedikit ngeri
melihat Hyora tersenyum seperti itu padanya. Jutru terlihat seperti yeoja itu
ingin memakannya hidup-hidup.
“Eoh? Nde.. Gwe-gwenchana..”
tergugup Hiu Hwi menjawabnya. Ia hendak pergi namun Hyora dan teman-temannya
menahan lengan gadis itu.
“Kajja kita bersenang-senang. Di
atap gedung ada yang pemandangan yang menarik. Kau pasti akan menyukainya.”
“Eoh? Tapi aku—“
“Jangan menolaknya. Bukankah kita
teman?”
“T—teman?”
“Kajja!!!”
Dengan senyum penuh kemenangan
Hyora dan teman-temannya menggiring Hiu Hwi untuk pergi ke atap sekolah. Entah
apa yang akan mereka lakukan pada gadis polos itu.
Tampak seorang namja tampan
mengenakan jaket kulit coklat, dengan earphone di telinganya, berjalan menuju
keluar gedung sekolahnya yang mulai terlihat sepi. Ia berjalan dengan pelan
hingga sebuah seragam putih melayang dan jatuh menghinggapi tanah tepat
dihadapannya. Ia berjengit. Siapa pemilik seragam itu? Bagaimana bisa ada yang
dengan teganya membuang seragam sembarangan di area sekolah seperti ini.
“Lee Hiu Hwi” gumam namja itu
tatkala membaca name tag seragam
malang di tangannya kini. Cho Kyuhyun. Namja itu membatu. Hingga saat indera
pendengarannya menangkap suara lain dari atap sekolah itu.
“Tolong—“
“Mwo?” terkejut. Ia melihat
beberapa siswi membuang rok dan sweater kearah bawah. Ya, jatuh tepat ke tempat
Kyuhyun kini berdiri.
Dengan sigap namja itupun dengan
memunguti pakaian yang dibuang itu lalu berlari dengan cepat menuju atap. Gila!
“Hmmm.. Dasar manusia tak berguna!“
gumam Kyu saat ia melewati tangga yang berliku-liku itu dengan berlarian tak
karuan. Kuatir. Entah bagaimana bisa namja itu merasa sangat kuatir saat ini.
“Hahaha! Dasar gadis bodoh!
Lihatlah tampangnya kini… sangat lucu!”
“Hyora, akan lebih bagus jika momen
ini diabadikan..”
“Ide bagus!”
CPRET!! CPRET!!
Bunyi camera yang berasal dari
smartphone Hyora saat menangkap gambar gadis dengan kondisi yang sangat
menyedihkan itu. Tanpa baju dan rok sekolahnya, ia meringkuk malu. Ia tak
pernah dipermalukan sampai seperti ini sebelumnya. Sungguh! Sangat
memprihatinkan.
“Hahaha! Bodoh!”
Tingkah mereka sungguh semakin
menggila. Hingga seketika…
“Ya!! Hentikan!” pekik Kyu saat
kini penglihatannya menangkap sosok Hiu Hwi yang terkulai lemah di pojok
pembatas atap bangunan itu. Dan Sekelompok orang yang dengan kejam melakukan
hal keji itu pada Hiu Hwi. Siapa lagi kalau bukan Hyora dan teman-temannya.
Kyuhyun tampak mengerang. Matanya memerah, tajam menatap pemandangan di
depannya seolah kini Hyora adalah musuh yang sangat ini ia musnahkan.
“Mwo? Cho Kyuhyun? Wae? Kau mau
bicara denganku Oppa?” dengan nada manja Hyora mendekati namja itu. Bergelayut
manja di lengan kekar Kyuhyun.
“Mwo? Kau panggil aku apa? Oppa?
Cih!”
“Wae? Mungkinkah kau sudah dapat
jawaban atas pertanyaanku tadi siang itu? Maukah kau menjadi pacarku Oppa?”
“Lepaskan tangan busukmu itu! Tak
sudi aku bersentuhan denganmu! Gadis licik!”
“Opp—“
“Dengarkan ini baik-baik! Aku
kesini bukan untuk kau! Hyora! Tapi untuk menolong gadis yang kau siksa itu.”
Kyuhyun menunjuk Hiu Hwi yang meringkuk kesakitan. Yeoja itu hanya memakai
singlet dan celana pendeknya saja. Semua telah Hyora rampas, dan buang. Gadis
gila itu telah melepas paksa baju dan rok Hiu Hwi hingga kini gadis polos itu
hanya mampu menangis tak berdaya akibat kekejaman Hyora. Sungguh sangat
keterlaluan!
“Kau benar-benar hebat! Hyora! Kau
wanita terbusuk di dunia ini! Jika saja kau bukan perempuan mungkin aku sudah
membunuhmu!“
“W-wae? Memangnya gadis bodoh itu
siapamu Oppa? Kenapa kau begitu ingin menyelamatkannya? Hingga kau memakiku sampai
seperti ini? Wae? Padahal dia kan anak baru yang bodoh! Dia yang dengan sengaja
menabrakku tadi pagi hingga membuat badanku sakit semua..” kembali dengan nada
bicara yang ia buat, Hyora merajuk. Seratus untuk semua nilai kebohongan Hyora
ini. Gadis itu memang sudah benar-benar gila.
“Aku tak kan percaya sedikitpun
padamu gadis tengik!” Elak Kyu
“Berikan ponselmu!” bentak Kyu
sekali lagi.
“Mwo? Wae?”
“Berikan kataku!!!!!!!!”
Karna gadis itu diam saja, dengan
terpaksa Kyuhyunpun merampas ponsel Hyora lalu dengan emosi yang berapi-api ia
banting benda tak bersalah itu ke dinding. Terang saja kini semua isi di
dalamnya keluar tak berharga lagi. Ponsel mahal itu tekapar tak berguna.
“Mwo??” Hyora membulatkan kedua
matanya tak percaya menyaksikan kejadian barusan. Sungguh jika sudah seperti
ini Kyuhyun akan tampak sangat mengerikan. Namja itu seolah telah kesetanan.
“Persetan denganmu!” umpat Kyu pada
Hyora sekali lagi.
Segera namja itu berlari ke arah
Hiu Hwi untuk menolong gadis itu. Kyuhyun melepas jaket kulitnya dan
memakaikannya pada Hiu Hwi. Adegan itu ditatap jijik oleh Hyora yang kini hanya
bisa diam saja tanpa berbuat apapun. Ya, meskipun Hyora arogan namun sikapnya
masih jauh kalah oleh Kyuhyun.
Kyuhyun tampak menghela napasnya
sekejap lalu mendekati Hyora yang sejak tadi diam ketakutan.
“Dengar Hyora! Dia Lee Hiu Hwi
adalah kekasihku! Kau dengar itu baik-baik! Dan jangan pernah berani
menyentuhnya lagi mulai sekarang! Jika saja aku tahu kau berani sedikit saja
menyentuh gadisku ini! Maka aku tak akan segan-segan membunuhmu! Kau mengerti
dengan perkataanku ini kan?” pekik Kyu tampak kesal. Hyora diam dengan tubuh
bergetarnya. Ia sangat tahu, setiap perkataan Kyu bukan hanya sekedar gertakan
semata, ia memang tidak pernah main-main.
“Camkan itu baik-baik!” sambung
Kyuhyun seraya menggendong tubuh lemah Hiu Hwi yang tak berdaya itu untuk pergi
dari tempat ini.
Terlihat Hyora diam tak percaya
akan semua yang baru saja ia dengar. Apa kupingnya ada bermasalah? Benarkah Hiu
Hwi adalah kekasih Kyuhyun? Astaga hal itu sungguh membuat Hyora dan
teman-temannya itu hanya menganga lebar saat ini.
‘Ige
mwoya?’ gumam Hyora masih saja tak percaya.
‘Hiu
Hwi. Mianhae aku tak bisa menjagamu. Mianhae..’ batin Kyu.
----
-Melindungi mu adalah kewajibanku, jika kau tersakiti sedikit saja maka
sebagian tubuhkupun akan merasakan sakit-
Mentari
yang tadi masih berada tepat di barat, kini makin menuju peraduannya. Tak
disangka hari sudah semakin sore. Terlihat Kyuhyun turun dari motornya lalu
kembali ia menggendong tubuh lemah Hiu Hwi dalam dekapannya.
“Hiu
Hwi?” sapa Nenek gadis itu saat mendapati Kyuhyunlah yang mengetuk pintu
rumahnya.
“Nenek?
Hiu Hwi.. dia—“
“Cho Kyuhyun? Kajja masuklah.
Jangan hanya berdiri di sana. Astaga apa yang sebenarnya terjadi?”
Ya, Kyuhyun adalah tetangga Hiu Hwi
saat di Sapporo Jepang. Hingga sampai usia Kyuhyun menginjak 10 tahun, ia
pindah ke Seoul. Bahkan pada saat awal Kyuhyun dan Ibunya pindah untuk pertama
kalinya di Seoul, mereka tinggal di rumah Nenek Hiu Hwi ini untuk beberapa
saat. Setelah mereka menemukan tempat tinggal yang layak dan pas, baru mereka
pindah ke rumah mereka yang baru. Oleh karna itulah Nenek Hiu Hwi masih sangat
mengenali Kyuhyun.
Nampak Kyuhyun terlebih dulu
membaringkan tubuh Hiu Hwi pada ranjang kamar gadis itu. Tampak ia menyisihkan
beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Hiu Hwi. Malang. Hanya kata
itu yang pantas untuk menggambarkan kondisi Hiu Hwi saat ini. Selimut tebal itu
Kyu tarik untuk menutupi tubuh tak berdaya ini. Setelah dirasa tugasnya telah
selesai, Kyu pun keluar, membiarkan gadis itu beristirahat setelah apa yang
terjadi tadi pasti membuat gadis itu merasa sangat lelah.
“Apa yang terjadi Kyu? Bagaimana
kau bisa menemukan Hiu Hwi dalam kondisi seperti ini?”
“Dia dijahili teman-temannya Nek.
Tapi jangan kuatir. Aku sudah membereskan semuanya.”
“Aighoo. Hiu Hwi ? kasihan sekali
dia. Ia hidup sendiri sekarang, tapi cobaan jutru semakin membuatnya berat
melangkah. Kyu, nenek minta kau jaga Hiu Hwi. Inilah hal yang paling nenek
takuti saat ia memutuskan untuk pindah kesini. Sikapnya yang berubah pendiam
semejak kematian kedua orangtuanya, pasti akan membuat teman-temannya berpikir
Hiu Hwi lemah kemudian menindasnya. Ya Tuhan..”
“Nek, jangan cemas. Aku akan
menjaganya. Aku berjanji, mulai sekarang Hiu Hwi tidak akan pernah tersakiti
lagi. tidak akan pernah nek. Siapapun orangnya pasti akan aku hajar.”
“Gomawo Kyu. Kau memang anak baik.”
“Kyu, bagaimana Eommamu? Apa dia
baik?” alih Nenek seraya menuang secangkir teh Jepang untuk Kyuhyun.
“Dia baik nek. Meskipun kadang ia
sakit-sakitan, tapi Eomma masih bisa bertahan sampai saat ini.”
“Eommamu sungguh kuat. Kau—jangan
meninggalkannya sendiri Kyu. Akan semakin terasa berat untuknya jika kau
pergi.”
“Nde”
----
Kembali
sinar hangat sang surya mampu membangunkan seluruh manusia di jagad raya ini.
Para siswa tampak bergegas memasuki gerbang bercat putih itu dengan langkah
lebarnya. Tergesa. Hiu Hwi berlari saat ia kembali menatapi jam tangannya. Jam
7! Ia terlambat. Insiden dua hari yang lalu membuatnya tak dapat tidur dengan
tenang. Ia sengaja kemarin tak berangkat. Malu. Hanya kata itu yang mampu
menjelaskan isi hatinya sekarang. Masih saja ia merunduk tak berani menatapi
sorotan murid-murid lain padanya kini. Ia sangat tahu, sejak pertama kali Hiu
Hwi mulai memasuki gerbang tatapan demi tatapan seolah menghujatnya dengan
tajam. Beberapa orang tampak mencibirnya. Namun gadis itu hanya mampu
tertunduk. Malu!
Sesampainya
Hiu Hwi di kelas, tatapan itu seolah tak jua berhenti. Cibiran-cibiran akan
dirinya masih sayup-sayup ia dengar melalui indera pendengarannya. Sakit! Tak
ada satupun yang membela gadis itu saat ini.
“Hiu
Hwi, lihat papan tulis itu” ujar Minho. Hiu Hwi pun mengalihkan pandangannya
tepat lurus ke depan papan tulis itu.
LEE HIU HWI!!!! GADIS MURAHAN!!!! MANA
COCOK KAU YANG CULUN ITU BERSANDING DENGAN KYUHYUN OPPA!!!! MATI SAJA KAU GADIS
MURAHAN!!!!!! MANA PANTAS KAU HIDUP!!! KAU HANYALAH SAMPAH!!!!
Cacian demi cacian memenuhi
isi papan tulis itu. Tulisan itu penuh dengan makian yang Hiu Hwi sendiri tak
tahu siapa yang melakukannya. Perih! Di titik ini Hiu Hwi benar-benar merasakan
lemah yang sangat. Gadis itu berlari. Ia keluar dari kelas. Berlari kencang
tanpa melihat lagi cibiran itu. Hingga…
BRUG!!
“Mianhae”
gumam Hiu Hwi tanpa mampu menatap siapa gerangan yang telah menabraknya kali
ini. Mungkinkah gadis galak itu lagi?
To be continue…
Next part…
“DIAM!!!!!!”
Kini
terlihat semua hening seketika. Tak ada lagi yang berbicara bahkan satu
orangpun.
“Dengarkan aku baik-baik!” semua
orang masih diam di tempatnya, menatap takut sosok Kyu yang berdiri di depan
dengan mata memerah.
“Siapa
yang telah berani melakukan ini!!! Siapa yang mecoret kalimat kotor ini
huh!!!!!! Siapa yang berani menghina Hiu Hwi-ku!!!!!!” teriak Kyuhyun seraya
menghempaskan meja guru yang ada di hadapannya. Ia seolah melampiaskan segala
amarahnya itu pada apa saja yang ada di depannya. Kesetanan.
Mana lanjutanya min ditunggu 😭
BalasHapus