Minggu, 16 Agustus 2015

FF "The Wedding" [Oneshoot]

Tittle : "The Wedding" [Oneshoot]
Author : Tia Riesn
FB : Ryclouds Park / Sweetya Rhiesna
Rating : PG17 / Straight
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Hyunra, Shim Changmin, etc
FF aneh ini pernah dipublish di account FB saya :D Mungkin ada yg pernah baca.. #sok terkenal -,-

Ehmmm... FF ini buat Yeodongsaengku tercinta, Lee Hyunra.. ^^
Mianhae hasilnya aneh begini... >.< *bow


Begins...

Sinar sang surya kembali merebak memancarkan kehangatannya, menandakan awal hari bagi mahkluk di bumi ini telah di mulai. Kicauan burung ikut meramaikan pagi itu, tatkala seorang yeoja berlari gusar menuju sebuah butik yang cukup mewah itu.
"Mianhae, Kyuhyun Oppa, aku telat.." ujar Hyunra saat pandangannya menangkap sosok namja tampan yang tak asing lagi baginya. Ia mengatur nafasnya yang tersengal karna berlari.
"Eoh? Chagiya? Gwenchana, kau hanya telat lima menit. Kajja, kita coba baju pengantin kita."
Kyuhyun mendekap pinggang Hyunra menuju ruang ganti butik itu. Mereka memang telah memesan gaun pengantin mereka jauh beberapa bulan yang lalu.
Meski pun awalnya mereka dijodohkan oleh kedua orang tua demi kelancaran bisnis belaka, namun kini Hyunra maupun Kyuhyun sedikit demi sedikit mulai tertarik satu sama lain. Ya, walaupun sejauh ini belum ada kata cinta di antara keduanya.
"Ini gaun mu, Chagiya. Apa perlu ku pakaikan??" goda Kyu. Seketika itu juga pipi Hyunra memerah karna malu.


"Oppa! Kau bicara apa huh? Kita kan belum resmi.." kilah Hyunra.
Kyuhyun terkekeh, ia senang sekali menggoda calon istrinya itu. Karna bagi Kyu wajah Hyunra yang tersipu malu, justru menambah kecantikan yeoja itu.
--
Seorang pelayan toko butique itu menepuk bahu Kyu yang sedang membolak-balik sebuah majalah.
"Maaf Tuan, Nona Hyunra sudah menunggu anda.."
"Eoh? Nde, aku akan segera melihatnya.." sahut Kyu seraya bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah Pelayan itu.
Detik itu juga, Kyu menghentikan langkah kakinya. Pandangannya hanya terfokus pada satu titik yang membuatnya tercengang. Ya, Hyunra lah satu titik itu. Yeoja itu nampak begitu cantik dengan balutan gaun pengantin putih nan sederhana itu.
"Yeoppo.." desis Kyu dengan pandangan tak lepas dari sosok calon istrinya itu.
"Oppa.. Apa aku terlihat aneh hem? Sepertinya gaun ini terlalu terbuka.." gumam Hyunra seraya menatapi penampilannya sendiri di depan cermin besar itu.
Kyu tersenyum manis, ia melangkah mendekati Hyunra. Entah apa yang terjadi pada otak Kyu, tiba-tiba ia memeluk tubuh Hyunra dari belakang. Terang saja Hyunra terlonjak kaget kala Kyu mendekapnya tanpa ijin.
"Aighoo.. O-oppa.. Kenapa kau memelukku?" tanya Hyunra gugup seraya menatap wajah tampan Kyu dari pantulan cermin.
"Mungkin ini yang pertama bagiku.. Entah kau mau percaya ini atau tidak.. Tapi, aku jujur Chagiya.. Aku mencintaimu.." tutur Kyu. Detak jantung Hyunra menggila seketika itu juga. Ia membisu, tak percaya atas pengakuan Kyu barusan. Jujur saja, Hyunra memang menyukai Kyu. Apalagi namja itu sosok yang baik, tampan dan selalu sopan padanya. Namun untuk kata cinta, mungkin bagi Hyunra itu masih terlalu cepat terjadi pada hatinya.
Hening. Keduanya terhanyut pada kesenyapan dengan beradu pandangan itu.
Tak lama Hyunra tersadar, ia melepas pelukan Kyu.
"Eee.. Aku akan berbicara pada Desainer dulu, baju ini sedikit longgar.." ujar Hyunra terbata, ia bermaksud menghindari Kyu. Mungkin Hyunra masih belum membuka hatinya untuk Kyu.

'Hyunra-ya.. Aku tulus mencintaimu.. Sungguh! Meskipun kita menikah atas perjodohan orang tua, namun kini aku terlanjur mencintaimu Chagi..' batin Kyu seraya memandangi punggung Hyunra yang kian menjauh dari sisinya.

###

Mentari siang itu menyingsing tepat berada di atas, terlihat antrian panjang terjadi di sepanjang jalan itu. Nampak seorang yeoja menggerutu hebat di dalam taxi yang sedang ia tumpangi.
"Aish, Ahjussi.. Apa tidak bisa jalan sama sekali huh?? Aku sudah telat. Aku harus segera ke tempat W.O. dan ini sudah telat setengah jam." cerca Hyunra marah-marah pada Supir taxi itu.
"Mianhaeyo Agashi.. Tapi memang taxi ini tidak bisa bergerak ataupun berputar lagi, kita terjebak macet. Mau tak mau harus menunggu, Nona.." sahut Supir itu.
"Hehhh.. Menyebalkan.." Hyunra mendesah pelan. Ia terlihat begitu kesal akan keadaan ini.
"Aha! Bodoh! Hyunra babo.. Kau kan bisa berlari.." gumam Hyunra seraya menepuk keningnya.
"Pak Supir ini uangnya, aku akan jalan kaki saja.." Hyunra menyerahkan beberapa lembar uang pada Supir itu, lantas bergegas keluar dan berlari menuju trotoar jalan.
Terik matahari siang itu, tak sedikitpun menyurutkan niat tiap Hyunra untuk berjalan kaki menuju tempat Wedding Organizer, jasa acara yang ia sewa untuk pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi.
"Aighoo.. Aku kan janji jam 12 siang, dan ini sudah telat hampir setengah jam. Astaga, ku rasa aku harus berlari.." desis Hyunra.
Sedetik kemudian, yeoja itu pun memacu langkahnya. Ia berlari menembus kerumunan orang-orang yang juga berjalan di trotoar itu.
"Aish.. Kenapa lampu hijau nya sangat lama?? Huh.." gerutu Hyunra seraya menatap lampu lalu lintas yang ada di hadapannya kini.
"Lebih baik terobos saja.." desis Hyunra seusai berpikir sejenak.
Yeoja itu nekad menyeberang jalanan itu, hingga tanpa ia sadari sebuah mobil Sedan melaju kencang ke arahnya berdiri.
"BIPP! BIPP!"
Bunyi klakson itu begitu melengking tiap-tiap telinga yang mendengarnya. Hyunra tercengang seketika! Ia begitu terkejut; tubuhnya bergetar hebat! Namun Hyunra tak lantas menyingkir, ia justru diam membeku; memejamkan matanya dan berdoa.
'Ya Tuhan, selamatkan aku. Aku masih ingin hidup..' batin Hyunra.

Saat mobil itu terus melaju kencang kian mendekati posisi Hyunra berdiri, seorang namja datang lantas memeluk tubuh Hyunra yang bergetar hebat. Namja itu mendekap lantas dengan sigap meminggirkan yeoja itu. Ya, ia menyelamatkan Hyunra dari maut!

"CIITTTTT..."

Hening sesaat! Hanya degup jantung Hyunra lah yang terdengar gemuruh di dalam dada yeoja itu.
'Aighoo.. Apa aku sudah mati? Kenapa tubuhku tidak sakit?' pikir Hyunra belum juga sadar.
"Agashi.. Gwenchana?" tanya penyelamat itu.
Hyunra perlahan membuka matanya yang sejak tadi terpejam karna ketakutan.
"Hei Nona! Kalau kau mau bunuh diri, jangan menabrakan diri ke arah mobilku! Aku tidak mau mobil baruku ini lecet!" pekik Pemilik mobil itu geram.
"M-mianhaeyo Ahjussi.." sahut Hyunra seraya menundukkan kepalanya sejenak.
"Hehh.. Anak muda jaman sekarang.. Labil.. Sedikit sedikit ingin bunuh diri.. Aighoo.." cerca Ahjussi itu lantas dengan cepat meninggalkan Hyunra dan Seorang namja penyelamat itu.
"Gamsahamnida Tuan. Anda sudah menyelamatkan ku.." ujar Hyunra belum juga menatap wajah penolongnya itu.
"Lee Hyunra..." panggil namja itu. Hyunra terlonjak kaget kala matanya menangkap sosok itu! Dia.. dia adalah Shim Changmin!! Mantan namjachingunya yang sudah satu tahun ini tak ia lihat!

'Ya Tuhan, benarkah dia Shim Changmin? Changmin ku dulu? Dia tidak banyak berubah. Tapi wajahnya terlihat lebih tirus, tubuhnya juga terlihat sedikit kurus. Astaga! Ada apa denganku? Dia bahkan bukan milikmu lagi Lee Hyunra! Sadarlah!' batin Hyunra. Entah mengapa, berada di hadapan Changmin seperti ini, ia merasakan dadanya bergetar hebat. Tapi tidak, itu tidak boleh! Hyunra tidak boleh sampai jatuh cinta lagi pada sosok Changmin, yang notabene mantan pacarnya. Ia kini sudah tidak bisa kembali lagi, pintu itu sudah tertutup rapat! Tertutup oleh sosok Kyu yang akan segera menikahinya!
"Lee Hyunra.. Benarkan? Kau Lee Hyunra?" ujar Changmin seraya menyunggingkan senyuman manisnya. Sungguh! Senyum manis itulah yang begitu Hyunra rindukan, senyum yang terasa begitu memancarkan kehangatan seorang Shim Changmin!
Hyunra mematung layaknya orang bodoh. Lelucon apa lagi ini? Mengapa ia harus bertemu Changmin, di saat ia hampir membuka hatinya untuk Kyu? Tanpa sadar, fikiran akan memiliki namja itu lagi, kembali memenuhi benak Hyunra.
"Shim Changmin.. Lama tidak bertemu.." gumam Hyunra dengan matanya yang berkaca. Rasa bahagia akan pertemuan itu merebak. Namun di saat yang sama, rasa sesal tak dapat memiliki Changmin, menggerogoti ulu hatinya. Sungguh, saat ini airmatanya ingin mengalir keluar, namun Hyunra berusaha keras menahannya.


"Nde, setahun yang lalu, sesaat setelah perpisahan kita, aku kembali ke Jepang." ujar Changmin.
Ya, Changmin dan Hyunra berpisah karna orang tua Hyunra tidak merestu hubungan mereka. Appa Hyunra dan Appa Changmin adalah rival bisnis; dan kini imbas permusuhan itu telah menjadi jurang pemisah bagi anak mereka sendiri. Ya, keegoisanlah yang orang tua keduanya pertahankan hingga kini. Hingga tanpa sadar, keegoisan mereka sendirilah yang akan menjadi boomerang, serta perenggut kebahagiaan Hyunra, maupun Changmin.

###

-Benar kata pepatah, bahwa melepaskan orang yang kau cintai jauh lebih sulit dibanding menerima cinta baru yang asing bagimu-

Gelapnya malam, nampak merajai langit kala itu. Bulan memancarkan sinar cantiknya ditengah taburan bintang-bintang yang bertahta di atas sana. Terlihat Hyunra melamun menatap luar dari jendela kamarnya. Angin malam yang bertiup, melambaikan helaian rambut panjang yeoja yang sedang dilanda kekalutan itu.
"Ya Tuhan.. Salahkah aku jika aku mengharapkan Changmin Oppa kembali padaku? Ada apa denganmu Lee Hyunra? Kenapa kau begini? Apa kau tega melihat Kyuhyun kecewa karna ulahmu?" gumam Hyunra bimbang.
Entahlah, pertemuan tadi siang begitu saja berkelebat di dalam benaknya berulang-ulang. Bisakah? Bisakah sebentar saja ia egois?
Memori itu kembali terngiang kuat di dalam otak Hyunra kala itu. Ia bangkit, berjalan menuju lemari yang berada di sudut kamarnya.
Hyunra mengangkat kotak kardus ukuran sedang dari dalam lemarinya itu. Perlahan ia membukanya. Kini nampaklah semua kenangan tentang Changmin! Foto-foto mereka berdua, benda-benda yang dihadiahi oleh Changmin setiap hari ulang tahun Hyunra. Ya Tuhan, ini begitu sulit! Hingga tanpa sadar, Hyunra meneteskan airmatanya. Ada apa? Mungkinkah ia menyesal?
Jika saja ada mesin waktu, mungkin Hyunra akan kembali pada masa itu. Kembali mempertahankan hubungan itu. Namun semua hanya tinggal angan-angan semata.
"Sarangboda gipeun ujeongi nama.. Gamchul su bake eobneun nae sarangeul..."
Suara ponsel itu menyadarkan Hyunra dari renungannya. Dengan sigap ia lantas meraih benda persegi itu. Ia tatap layar ponselnya yang kini tertera nama Kyuhyun dari sana.


"Kyuhyun Oppa?" gumam Hyunra masih belum mengangkat panggilan itu.
Sedetik kemudian, ia menyeka airmatanya lantas mengatur nafasnya yang tak beraturan itu.
"Yeoboseyo Chagiya? Kau sedang apa? Kenapa lama mengangkatnya? Aighoo.. Aku begitu merindukanmu.." ujar Kyu dari seberang sana. Rasa bersalah itu kian menghantu Hyunra. Ia sungguh tak ingin mengecewakan Kyu.
"Hallo? Chagiya? Kau masih di sana kan?" sambung Kyu.
"Eoh? Nde Oppa.. Aku juga merindukanmu.. Aku hanya sedang tidak enak badan.."
"Mwo?! Omo! Chagiya kau tunggu di sana, aku akan segera menghampirimu.." sela Kyu kalut. Entahlah, sejak kapan Kyu berubah menjadi protektif seperti ini.
"Aish Oppa.. Aku hanya pusing sedikit, kau tak perlu secemas itu, lagipula--"
"Tuttt-tutt-"
Kyu menutup sambungan telfon mereka lantas bergegas menuju rumah Hyunra dengan gusar.
Di sisi lain Hyunra nampak menghela nafasnya panjang.
"Hehh.. Padahal aku kan baik-baik saja.." gumam Hyunra.
'Aighoo.. Jika Kyuhyun tahu kejadian tadi siang, pasti ia akan begitu kecewa. Aku harus menyembunyikan semuanya.' pikir Hyunra seraya membereskan benda-benda itu.
Sepuluh menit berlalu, Kyu pun akhirnya tiba di kediaman Hyunra. Terlihat jelas kekhawatiran dari tingkah Kyu saat ini.
"Omo? Kyuhyun? Ada apa kemari? Pasti ada hal penting ne?" ujar Nyonya Lee saat mendapati Kyu dari balik pintu rumahnya.
"Ne, Eomma.. Aku ingin bertemu Hyunra.. Hehe.. Aku merindukannya.." sahut Kyu seraya mengaruk kepalanya yang tidak gatal. Kyu sendiri memang sudah terbiasa memanggil Nyonya Lee dengan sapaan 'Eomma'. Toh Kyu juga sebentar lagi akan menjadi menantunya.
Sentak tingkah Kyu itu mengundang gelak tawa ringan dari Nyonya Lee.
"Kekeke.. Ne, Eomma tahu.. Karna Eomma juga pernah muda.." goda Nyonya Lee semakin membuat Kyu tersipu.
"Ayo, masuklah.. Akan ku antar kau ke kamar Hyunra.." ujar Nyonya Lee seraya mendampingi Kyu berjalan menuju kamar Hyunra.

"Nah, ini kamar Hyunra. Kau masuklah, anggap kamarmu sendiri. Eomma tinggal dulu.." pamit Nyonya Lee meninggalkan Kyu di depan pintu kamar Hyunra.
'Hemm.. Yeoja ku sedang apa ne? Pasti memikirkanku.' pikir Kyu.

TOK TOK

Hyunra tersadar kala ketukan pintu kamarnya terdengar.
'Pasti itu Kyu.' pikir Hyunra.
Dengan cepat Hyunra bercermin menatap wajahnya. Ia memastikan agar wajahnya tak terlihat sembab. Setelah merasa cukup, Hyunra pun segera membuka pintu kamarnya.
"Malam Chagiya? Kau sedang apa?"
"Tidak, aku hanya sedang berbaring saja Oppa.." sahut Hyunra, mempersilahkan Kyu memasuki kamarnya.
"Chagiya, kau bilang kau sakit? Apa perlu kita ke rumah sakit?" ujar Kyu seraya membelai lembut rambut panjang Hyunra. Ia menatap mata Hyunra begitu lekat. Secemas itukah?
"Eee.. Anniyo.. Aku sudah baik-baik saja Oppa.." timpal Hyunra seraya menundukkan kepalanya.
Kyu menangkap keanehan dari sikap Hyunra padanya saat itu. Apa yang terjadi? Terlihat Hyunra seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Chagiya, tatap aku.." gumam Kyu, dengan mengarahkan dagu calon istrinya itu agar mau menatapnya.
"Apa apa Chagiya? Apa ada masalah? Aku merasa, hari ini kau berbeda.." sambung Kyu.
Deg!
Sentak jantung Hyunra berdebar tak karuan, ia begitu terkejut atas pertanyaan Kyu barusan. Mungkinkah Kyu dapat membaca pemikirannya saat ini?
Hening. Hyunra justru hanyut pada sorot mata Kyu yang kini kian menghujaminya.
Kyu meraba lekuk wajah Hyunra. Entahlah, Kyu merasa begitu takut kehilangan yeoja itu.
"Aku mencintaimu Lee Hyunra.. Aku tak bisa membayangkan jika kau pergi meninggalkan ku." desis Kyu kala jarak mereka berdua begitu dekat.
Hyunra diam membisu, rasa bersalah itu kembali memenuhi relung hatinya. Tapi, dapatkah ia menghapus seluruh perasaannya pada sosok masa lalunya, yaitu Changmin? Lantas membuka hatinya sepenuhnya pada Kyu, sosok masa depannya? Bahkan hatinya pun kini tak seyakin itu.

"Nado saranghae.." sahut Hyunra. Mungkinkah kata barusan hanyalah sebuah kebohongan? Kebohongan, agar Kyu tak tersakiti?
Kyu tenggelam pada suasana itu, ia mendekat, mendekap pinggang yeojanya. Entah sadar atau tidak, Kyu mencium lembut bibir Hyunra.
"CUPP!"
Ya, inilah ciuman pertama mereka. Tapi, mungkinkah ini juga akan menjadi ciuman terakhir?
Kyu melumatnya pelan, namun tak lama Hyunra melepas pautan itu. Bayangan akan Shim Changmin lah yang membuatnya seperti ini.
Kyu tersentak, ia mengerutkan keningnya heran.
"Emm.. Mianhae Chagiya.. Aku sudah lancang menciummu.." sesal Kyu mengalihkan pandangannya.
Tidak! Bukan Kyu yang salah, tapi Hyunra lah yang tak bisa melepas bayangan masa lalunya.
Hening. Kesenyapan itu membuat canggung keduanya. Tiba-tiba entah dari mana datangnya, ada rasa yang begitu kuat untuk memeluk Kyu.
Grepp!
Seketika itu juga, Hyunra memeluk Kyu dari belakang. Yeoja itu sendiri pun kini tak tahu dan tak yakin apa keinginan hatinya yang sesungguhnya.
'Mianhae Oppa.. Aku telah mengkhianati cintamu.. Aku pun tak tahu, kenapa aku bisa sekejam ini.' batin Hyunra.
Terdiam, Kyu hanya diam membeku. Entah apa yang ia pikirkan saat ini. Yang Kyu kira saat ini adalah, mungkin Hyunra masih belum sepenuhnya menerima dirinya.
Sedetik kemudian, Kyu berbalik. Ia menunjukkan seulas senyum manisnya. Ya, Kyu tersenyum, karna dia tak ingin memperburuk keadaan.
"Gwenchana.. Aku tahu kau hanya lelah Chagiya.. Kau tidurlah.. Jangan pikirkan hal yang macam-macam.. Biar besok semua keperluan pernikahan kita, aku yang mengurusnya." tutur Kyu lembut.
'Ya Tuhan, Cho Kyuhyun.. Kau tak pantas memberikan ku kepercayaan. Aku tak pantas kau percaya.' pikir Hyunra.

"Aku akan pulang.." Kyu bangkit, lantas melangkah menuju pintu kamar Hyunra. Namun, sebelum Kyu meraih handle pintu itu, Hyunra mencegahnya. Yeoja itu menahan tangan Kyu. Sentak saja Kyu terkejut.

"Oppa.. Aku.." ujar Hyunra terbata. Mungkinkah ia akan mengatakan yang sebenarnya?
"Nde??" Kyu mengerutkan keningnya.
"Emm.. Aku.. Aku hanya ingin mengingatkanmu.. Hati-hati dijalan Oppa.." jawab Hyunra sekenanya. Sulit baginya untuk mengatakan semuanya. Lidahnya seolah kelu; namun Hyunra juga sadar ia belum siap. Belum siap karna ia akan menghancurkan hati Kyu.
"Aighoo Chagiya.. Nde, aku pasti hati-hati.." sahut Kyu seraya tersenyum.
"Atau.. Bagaimana jika aku menginap di kamar mu ini saja hem??" goda Kyu mencoba mencairkan kecanggungan antara mereka.
"Mwo? Aish.. Apa yang kau katakan Oppa?!" Hyunra tersipu malu, pipinya merona seketika.
"Geurae, aku pulang dulu.. Ingat Chagiya.. Aku sangat mencintaimu.. Tak ada hal yang aku inginkan, selain memilikimu.
Ku harap lamban laun kau juga bisa membalas perasaanku ini Chagiya. Tapi tidak apa, aku tak memaksamu.." tutur Kyu seraya mengusap lembut kepala Hyunra penuh kasih sayang.
"Aku pulang dulu ne?" pamit Kyu dengan membuka pintu kamar itu hendak keluar. Namun, di saat yang sama Hyunra lagi-lagi menahan lengan Kyu. Sentak Kyu terkejut. Ada apa lagi?
"CUPP!"
Entah sadar atau tidak, sedetik kemudian Hyunra mengecup bibir Kyu. Sungguh! Kyu begitu terkejut atas tingkah Hyunra ini. Walaupun dalam lubuk hati namja itu, rasa bahagia begitu membuncah.
"Embb.. Chagiya.." gumam Kyu saat Hyunra melepas pautan manis itu.
"Selamat malam Oppa? Hati-hati di jalan ne?" sela Hyunra, dengan cepat ia menutup pintu kamarnya. Ia lakukan itu agar Kyu tak melihat wajahnya yang kini memerah.
'Aighoo.. Bagaimana mungkin aku menciumnya? Apa yang kau lakukan Lee Hyunra?! Kau begitu babo!' gerutu Hyunra dalam hati.
Sementara itu, di luar pintu kamar terlihat Kyu mematung masih juga tak percaya kejadian barusan. Benarkah tadi? Hyunra telah menciumnya? Akankah ini menjadi sebuah awal yang baik dari hubungan mereka?
Kyu tersenyum seraya menyentuh bibirnya sendiri.
"Calon istriku, kau sungguh manis.." desis Kyu.
Tak lama ia pun beranjak meninggalkan rumah Hyunra.

###
Hamparan bukit rerumputan hijau yang nampak memukau keindahan mata, kini terpampang jelas di hadapan Hyunra; yeoja itu tampak cantik dengan balutan gaun putih pengantin yang ia kenakan saat ini. Ya, inilah saatnya.. saat dimana ia harus melepas semua kebebasannya, lantas mengikat janji suci antara ia dan Kyu, calon suaminya.
Semua tamu undangan memandang Hyunra dengan seulas senyum bahagia mereka. Namun terlihat keraguan dari raut wajah Hyunra. Tidak! Mungkinkah ia ragu akan pernikahan ini?
Tiba-tiba Eomma Hyunra, datang mendekati anaknya itu.
"Sayang, kajja.. Kyuhyun sudah menunggumu di sana.." bisik Nyonya Lee. Sentak mata Hyunra menyorot akan satu objek tak jauh di depannya. Ya, di sana.. di depan Altar, berdiri seorang namja tampan yang tak bosan menyunggingkan senyum terbaiknya. Siapa lagi kalau bukan Kyu?
Perlahan Hyunra melangkahkan kakinya kian mendekati Kyu. Entahlah, di setiap Hyunra melangkahkan kakinya kian menuju altar, ia justru semakin ragu. Ya Tuhan, ada apa dengan yeoja itu? Ini bukanlah saat dimana ia dapat menunda waktu!
Tap!
Kini sampailah Hyunra di depan altar, di hadapan Pastur, serta di samping calon suaminya.. Kyuhyun.
Terlihat jauh berbeda dari raut wajah Kyu yang bahagia, wajah Hyunra justru lah tanpa ekspresi; tatapan yeoja itu kosong entah kemana.
'Ya Tuhan.. Sekarang aku harus bagaimana? Mengapa hatiku seolah terganjal oleh sesuatu? Mungkinkah aku ragu?' batin Hyunra, hatinya seolah ingin menjerit.
"Baiklah, Cho Kyuhyun.. bersediakah kau menjadi suami Lee Hyunra, mencintainya disaat sakit, maupun senang, hingga maut memisahkan kalian?" ucap Pendeta itu.
Tak perlu lama berfikir, Kyu pun lantas menjawab dengan begitu yakin, seyakin yakinnya.
"Saya bersedia!" seru Kyu mantap dengan seulas senyum manis dari bibirnya. Tak ada keraguan sedikitpun dari nada bicara Kyu barusan. Jelas, itu karna Kyu begitu mencintai Hyunra.
"Dan kau, Lee Hyunra.. bersediakah kau menjadi istri dari Cho Kyuhyun, mencintainya di saat sakit, maupun senang, hingga maut memisahkan kalian?" kini Pendeta itu beralih menanyai Hyunra.
Hening berselang lama.
Hyunra tak juga menyahut pertanyaan Pendeta tadi. Sentak Kyu menatap calon istrinya itu.

"Chagiya.." gumam Kyu seraya menghujami Hyunra tatapan sayunya.
Sedetik kemudian Hyunra membalas tatapan Kyu. Entahlah, apa arti sorot mata Hyunra yang seolah kosong.
Tak lama Hyunra mengalihkan pandangannya ke arah para tamu undangan yang hadir di acara pernikahannya itu. Tatapan yeoja itu terhenti pada satu sosok tamu yang hadir di sana. Ya, Shim Changmin! Mungkinkah semua keraguannya itu karna masih adanya bayangan Changmin di hatinya?
"Maafkan aku Oppa.. Ini tidak bisa.. Aku tidak bisa melakukan ini.." desis Hyunra. Seketika itu juga Kyu tercengang; ia lemah, hatinya seolah remuk oleh tikaman kekecewaan atas ucapan Hyunra barusan.
"Hyunra-ya, ini bukan saatnya untuk bercanda.. Jebal Chagiya, jangan.."
"Mianhae Oppa.. Tapi aku benar-benar tidak bisa.." sela Hyunra.
Hening. Seluruh tamu undangan di sana seolah merasakan apa yang Kyu rasakan kini. Tatapan iba pun datang menghujami Kyu.
"Mianhaeyo Oppa.." gumam Hyunra. Entah mengapa keraguan itu justru menguat kala pernikahan itu sudah di ambang altar?
"CUPP!"
Seketika, Hyunra tiba-tiba mencium bibir Kyu. Ia melumatnya pelan dan lembut. Tidak! Bahkan ciuman itupun tak akan mampu mengobati kekecewaan hati Kyu kini! Sekali lagi semua orang nampak membelalak terkejut! Lelucon apa ini? Pernikahan yang telah disiapkan begitu lamanya, seharusnya berjalan sakral! Namun kini semua hancur hanya dalam sekejap mata!
Hyunra berbalik, ia menatap lagi sosok masa lalunya itu.
'Changmin Oppa, aku mencintaimu.. Masih mencintaimu.. Salahkah jika aku berharap kita bisa kembali?' batin Hyunra. Ia mengukir satu senyum manis untuk Changmin yang menatapnya seraya berdiri mematung. Ya, namja itu tak percaya Hyunra akan melakukan ini.
Tangan mungil Hyunra mengangkat sedikit gaun pengantin yang sedang ia kenakan kini. Ia berlari menjauh dari Kyu. Semua orang ricuh, bahkan keluarga Kyu dan Hyunra pun saling memaki. Kacau!
Kaki itu terhenti tepat di hadapan Changmin yang membisu.
Mereka saling menatap.
Tak ada kata, hanya sorot mata mereka lah yang berbicara.
"Hyunra-ya.. Kau tidak boleh melakukan ini.." ujar Changmin lirih.
Setitik airmata Hyunra jatuh mengalir membasahi wajahnya. Tangan Hyunra terangkat, ia meraba rahang Changmin, bayang-bayang masa lalu nya itu. Mengapa begitu sulit?
Hyunra terlihat tersenyum, namun senyum itu justru terlihat miris di mata Changmin.
"Oppa.. Masih bisakah kita kembali?" gumam Hyunra ditengah derai airmata yang mengalir dari sudut matanya.
Sedangkan di depan altar sana, Kyu mematung! Ia sungguh tak percaya Hyunra, yeoja yang ia cintai tega melakukan pengkhianatan padanya. Salahkah Kyu yang mulai mencintai Hyunra dengan tulus? Mengapa takdir ini begitu rumit?
'Hyunra-ya.. Kenapa kau begitu kejam?' batin Kyu pilu.
Hening. Nampak Changmin terdiam membeku. Ingin rasanya mengatakan bahwa ia juga masih mengharapkan Hyunra kembali ke sisinya.
"Hyunra-ya, aku juga mengharapkan kau kembali padaku, kembali merajut hubungan kita dulu yang sembat terpisahkan.." sahut Changmin seraya menyeka bulir airmata Hyunra.
"Jinjja Oppa?" Hyunra tersenyum bahagia. Mungkinkah? Mungkinkah pintu itu terbuka kembali untuknya?
Dada Kyu bergemuruh, ia merasakan sesak yang menghunus tepat di jantungnya.
"Nde, aku pernah sangat mengharapkanmu kembali.. Tapi.. Itu dulu Hyunra-ya.. Kini ada wanita lain di sampingku.." jawab Changmin.
Sungguh! Ucapan Changmin tadi bagaikan sebuah petir yang menyambar kencang tepat dihati Hyunra! Senyum itu luntur, semua orang berbisik mencerca Hyunra.
"Omo! Ku rasa ia pantas mendapat penolakan itu."
"Ku rasa itu karma untuknya!"
"Tuhan maha adil! Inilah balasan atas sakit hati Kyuhyun!"
sayup-sayup cemo'ohan itu berkelebat di telinga Hyunra. Kini dada Hyunra terasa sesak. Hancur sudah semua harapan itu!
"Gomawo Oppa.." gumam Hyunra seraya memaksakan diri untuk tersenyum. Kini ia sungguh terjebak dalam lelucon yang ia buat sendiri. Lelucon yang begitu membuat hatinya remuk tak berbentuk lagi.
Hyunra berlari menjauh dari tempat itu, ia tak tahu lagi kemana ia akan melabuhkan perasaannya kini. Bahkan hatinya pun telah tak berbentuk lagi karna penolakan Changmin. Inikah hukuman Tuhan untuknya?
Langkah kecil kaki mungil itu, berhenti tepat di tengah jalan. Hyunra diam seraya merentangkan kedua tangannya, seolah ia benar-benar siap untuk apapun yang akan menghempaskan tubuhnya; membawanya pada kematian. Tak ada lagi alasan hidup untuknya kini. Semua keindahan yang ia dapat dulu telah berubah menjadi cobaan yang begitu perih.
'Kyuhyun Oppa.. Mungkin benar kata orang-orang itu.. Inilah balasan untuk orang jahat sepertiku. Saat ini, mati adalah jalan satu-satunya untukku. Selamat tinggal Oppa.. Aku harap kau mendapatkan penggantiku, yang lebih baik, yang jauh dari kata pengkhiatan..' pikir Hyunra.
"HYUNRA-YA!!" Pekik Kyu. Hyunra menoleh seketika, ia terheran. Tak disangka Kyu kini justru menyusulnya. Benarkah? Bahkan Hyunra telah terang-terangan menyakiti hati namja itu. Lalu sekarang, mengapa Kyu masih mau menerimanya?
"Kyuhyun Oppa.." gumam Hyunra.
"Hyunra-ya! Menyingkir dari sana sekarang juga!" seru Kyu cemas. Ya, cinta Kyu begitu tulus; jauh lebih tulus dari yang Hyunra tahu.
"Tidak.. Ini sudah berakhir Oppa.. Aku sudah terjebak dalam jurang keegoisanku sendiri. Sekarang, biarkan aku mati bersama semua penyesalanku.." desis Hyunra. Bulir bening itu jatuh, mengaliri wajah cantiknya.
"Hyunra! Awas!" pekik Kyu kala sebuah Truk Container melaju kencang menuju tubuh Hyunra berdiri
Hyunra menatap nanar Truk itu seraya tersenyum. Gila memang! Ia bahkan memejamkan matanya seakan telah siap menghadap kematian yang kini ada di depannya! Baginya, tak ada jalan untuk kembali bersama Kyu.
Semua orang menyaksikan tingkah gila Hyunra dengan membelalak, bahkan Kyu pun tak kalah tercengang! Pikirannya kacau seketika itu juga! Tidak! Hyunra berhak atas hidupnya! Semua orang pantas mendapat kesempatan kedua, seberat apapun kesalahan itu.
"Hyunra awas!!"
Kyu berlari, menghampiri Hyunra. Ia mendekap erat tubuh Hyunra dan sesegera mungkin menyingkir dari tengah jalan!
"BRUGG!"
Mereka berdua terjatuh di aspal itu. Hyunra berada tepat di atas tubuh Kyu!
"Hyunra-ya? Kau tak apa kan?" desis Kyu lemah. Hyunra menatap mata sayu Kyu dengan butiran airmata yang mengalir dari sudut matanya.
"O-oppa..." gumam Hyunra kala mata indahnya menangkap cairan kental merah itu menalir dari kepala Kyu! Ya, kepala Kyu terbentur aspal jalan hingga membuat darah mengalir deras bahkan menetes di jalanan itu! Darah itu seolah menjadi bukti, bahwa Kyu amat sangat tulus mencintai Hyunra!
"Kyuhyun Oppa! Bertahanlah! Jangan tinggalkan aku!" pekik Hyunra kalut. Rasa bersalah itu kian membesar dalam relung hatinya! Ya, bagaimana bisa ia sekejam itu? Mengkhianati orang setulus dan sebaik Kyuhyun!
"Bahagialah.. Meski tanpa aku Chagiya.. Kau harus bahagia.." gumam Kyu seraya menahan kesakitan yang berasal dari kepalanya. Miris! Salahkah jika ia setia? Mengapa takdir seolah begitu kejam hingga memberinya sebuah pengkhianatan? Kini bahkan Kyu tak menyalahkan Hyunra sedikitpun. Namja itu justru menyalahkan dirinya sendiri!
Kembali, Hyunra berteriak pilu saat Kyu meringis kesakitan. Semua orang menatap miris kejadian sepasang pengantin itu. Siapa yang patut disalahkan? Takdirkah?
"Ireona Oppa!"
Hyunra tak tahan lagi!
"S-selamat tinggal Chagiya.." mata indah itu terkatup manis menyisakan irisan luka yang menggores tiap-tiap puing kenangan yang telah mereka lalui bersama.
"OPPAA!!"
"HYUNRA-YA!!"
Pekik seseorang dari balik pintu kamar.
Deru nafas itu seakan membawa Hyunra kembali pada alam sadarnya! Mimpikah tadi? Rasa syukur itu membucah seketika dalam dadanya! Ia tak mampu membayangkan jika kejadian tadi adalah kenyataan pahit yang harus ia terima di dunia nyata!
"Hyunra-ya! Ireona! Kyuhyun menunggumu!" teriak Nyonya Lee dari luar kamar.
Kyuhyun? Hyunra tersenyum bahagia. Ia melompat dari ranjang, tanpa sadar bahwa rambut dan pakaiannya kini begitu berantakan! Ia tak peduli lagi semua! Yang penting hanyalah Kyu! Calon Suaminya!
"OPPA!" seru Hyunra sentak memeluk Kyu yang mematung di depan kamar Hyunra. Namja itu terlihat bingung. Tidak biasanya Hyunra bertingkah begini.
"Chagiya, waeyo?" tanya Kyu heran.
"Oppa.. Aku sangat mencintaimu.. Berjanjilah untuk selalu di sampingku Oppa.. Aku tak tahu bagaimana hidupku bila kau meninggalkanku.."
Kyu termangu. Apakah yeoja ini salah minum obat? Ada apa dengan otaknya?
Senyum kecil itu terukir dari bibir manis Kyu.

"Nado Saranghae Istriku.. Aku berjanji akan selalu menjagamu.." gurau Kyu. Ia mendekap erat Hyunra. Hatinya tak lagi bimbang dengan keputusannya untuk menikahi Hyunra.
Mereka saling bertukar pandang dengan jarak yang begitu terasa dekat.
'Tuhan, ku mohon.. Jangan pisahkan aku dengan namja ini. Walaupun takdir memang telah menuliskan umur manusia, namun bisakah aku berada di sisinya jauh lebih lama?' batin Hyunra.
"CUPP!"
Kecupan yang syarat akan ketulusan itu menyatu dalam hangatnya bias warna-warni cinta yang mereka lukis sendiri. Kyu melumat bibir Hyunra pelan, penuh dengan kelembutan. Hyunra pun demikian, yeoja itu menarik tengkuk Kyu agar semakin memperdalam ciuman mereka kini.
Tegakah takdir membawa badai pemisah untuk mereka? Namun jika badai itu dihadapi bersama, tidak hanya badai pemisah, langit runtuhpun mungkin akan mereka arungi bersama.
Pada intinya, sayangilah orang yang tulus mencintai kita. Mungkin akan terasa biasa saja saat cinta itu ada, namun di kala cinta itu berlalu, kamu akan sadar dan merasakan betapa berharganya cinta dan kasih sayang yang tulus.
Karna, percuma menggantungkan harapanmu pada masa lalumu yang belum pasti mencintaimu. Waktu pun tak akan berhenti atau memutar kembali pada tempatnya. Maka, sebisa mungkin lakukan hal terbaik hari ini.
Belajarlah.. Belajarlah bahwa orang yang meninggalkanmu di masa lalu, adalah orang yang memang harus kau tinggalkan.

END
Gomawo untuk para readers :D jgn lupa coment ya!! Bow..
Tia Riesn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar