Tittle : "The Wedding" [Oneshoot]
Author : Tia Riesn
FB : Ryclouds Park / Sweetya Rhiesna
Rating : PG17 / Straight
Cast : Cho Kyuhyun, Lee Hyunra, Shim Changmin, etc
FF aneh ini pernah dipublish di account FB saya :D Mungkin ada yg pernah baca.. #sok terkenal -,-
Ehmmm... FF ini buat Yeodongsaengku tercinta, Lee Hyunra.. ^^
Mianhae hasilnya aneh begini... >.< *bow
Begins...
Sinar sang surya kembali
merebak memancarkan kehangatannya, menandakan awal hari bagi mahkluk di
bumi ini telah di mulai. Kicauan burung ikut meramaikan pagi itu,
tatkala seorang yeoja berlari gusar menuju sebuah butik yang cukup mewah
itu.
"Mianhae, Kyuhyun Oppa,
aku telat.." ujar Hyunra saat pandangannya menangkap sosok namja tampan
yang tak asing lagi baginya. Ia mengatur nafasnya yang tersengal karna
berlari.
"Eoh? Chagiya? Gwenchana, kau hanya telat lima menit. Kajja, kita coba baju pengantin kita."
Kyuhyun mendekap
pinggang Hyunra menuju ruang ganti butik itu. Mereka memang telah
memesan gaun pengantin mereka jauh beberapa bulan yang lalu.
Meski pun awalnya mereka
dijodohkan oleh kedua orang tua demi kelancaran bisnis belaka, namun
kini Hyunra maupun Kyuhyun sedikit demi sedikit mulai tertarik satu sama
lain. Ya, walaupun sejauh ini belum ada kata cinta di antara keduanya.
"Ini gaun mu, Chagiya. Apa perlu ku pakaikan??" goda Kyu. Seketika itu juga pipi Hyunra memerah karna malu.
"Oppa! Kau bicara apa huh? Kita kan belum resmi.." kilah Hyunra.
Kyuhyun terkekeh, ia
senang sekali menggoda calon istrinya itu. Karna bagi Kyu wajah Hyunra
yang tersipu malu, justru menambah kecantikan yeoja itu.
--
Seorang pelayan toko butique itu menepuk bahu Kyu yang sedang membolak-balik sebuah majalah.
"Maaf Tuan, Nona Hyunra sudah menunggu anda.."
"Eoh? Nde, aku akan segera melihatnya.." sahut Kyu seraya bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti langkah Pelayan itu.
Detik itu juga, Kyu
menghentikan langkah kakinya. Pandangannya hanya terfokus pada satu
titik yang membuatnya tercengang. Ya, Hyunra lah satu titik itu. Yeoja
itu nampak begitu cantik dengan balutan gaun pengantin putih nan
sederhana itu.
"Yeoppo.." desis Kyu dengan pandangan tak lepas dari sosok calon istrinya itu.
"Oppa.. Apa aku terlihat
aneh hem? Sepertinya gaun ini terlalu terbuka.." gumam Hyunra seraya
menatapi penampilannya sendiri di depan cermin besar itu.
Kyu tersenyum manis, ia
melangkah mendekati Hyunra. Entah apa yang terjadi pada otak Kyu,
tiba-tiba ia memeluk tubuh Hyunra dari belakang. Terang saja Hyunra
terlonjak kaget kala Kyu mendekapnya tanpa ijin.
"Aighoo.. O-oppa.. Kenapa kau memelukku?" tanya Hyunra gugup seraya menatap wajah tampan Kyu dari pantulan cermin.
"Mungkin ini yang
pertama bagiku.. Entah kau mau percaya ini atau tidak.. Tapi, aku jujur
Chagiya.. Aku mencintaimu.." tutur Kyu. Detak jantung Hyunra menggila
seketika itu juga. Ia membisu, tak percaya atas pengakuan Kyu barusan.
Jujur saja, Hyunra memang menyukai Kyu. Apalagi namja itu sosok yang
baik, tampan dan selalu sopan padanya. Namun untuk kata cinta, mungkin
bagi Hyunra itu masih terlalu cepat terjadi pada hatinya.
Hening. Keduanya terhanyut pada kesenyapan dengan beradu pandangan itu.
Tak lama Hyunra tersadar, ia melepas pelukan Kyu.
"Eee.. Aku akan
berbicara pada Desainer dulu, baju ini sedikit longgar.." ujar Hyunra
terbata, ia bermaksud menghindari Kyu. Mungkin Hyunra masih belum
membuka hatinya untuk Kyu.
'Hyunra-ya.. Aku
tulus mencintaimu.. Sungguh! Meskipun kita menikah atas perjodohan orang
tua, namun kini aku terlanjur mencintaimu Chagi..' batin Kyu seraya memandangi punggung Hyunra yang kian menjauh dari sisinya.
###
Mentari siang itu
menyingsing tepat berada di atas, terlihat antrian panjang terjadi di
sepanjang jalan itu. Nampak seorang yeoja menggerutu hebat di dalam taxi
yang sedang ia tumpangi.
"Aish, Ahjussi.. Apa
tidak bisa jalan sama sekali huh?? Aku sudah telat. Aku harus segera ke
tempat W.O. dan ini sudah telat setengah jam." cerca Hyunra marah-marah
pada Supir taxi itu.
"Mianhaeyo Agashi.. Tapi
memang taxi ini tidak bisa bergerak ataupun berputar lagi, kita
terjebak macet. Mau tak mau harus menunggu, Nona.." sahut Supir itu.
"Hehhh.. Menyebalkan.." Hyunra mendesah pelan. Ia terlihat begitu kesal akan keadaan ini.
"Aha! Bodoh! Hyunra babo.. Kau kan bisa berlari.." gumam Hyunra seraya menepuk keningnya.
"Pak Supir ini uangnya,
aku akan jalan kaki saja.." Hyunra menyerahkan beberapa lembar uang pada
Supir itu, lantas bergegas keluar dan berlari menuju trotoar jalan.
Terik matahari siang
itu, tak sedikitpun menyurutkan niat tiap Hyunra untuk berjalan kaki
menuju tempat Wedding Organizer, jasa acara yang ia sewa untuk
pernikahannya yang tinggal beberapa hari lagi.
"Aighoo.. Aku kan janji
jam 12 siang, dan ini sudah telat hampir setengah jam. Astaga, ku rasa
aku harus berlari.." desis Hyunra.
Sedetik kemudian, yeoja itu pun memacu langkahnya. Ia berlari menembus kerumunan orang-orang yang juga berjalan di trotoar itu.
"Aish.. Kenapa lampu hijau nya sangat lama?? Huh.." gerutu Hyunra seraya menatap lampu lalu lintas yang ada di hadapannya kini.
"Lebih baik terobos saja.." desis Hyunra seusai berpikir sejenak.
Yeoja itu nekad menyeberang jalanan itu, hingga tanpa ia sadari sebuah mobil Sedan melaju kencang ke arahnya berdiri.
"BIPP! BIPP!"
Bunyi klakson itu begitu
melengking tiap-tiap telinga yang mendengarnya. Hyunra tercengang
seketika! Ia begitu terkejut; tubuhnya bergetar hebat! Namun Hyunra tak
lantas menyingkir, ia justru diam membeku; memejamkan matanya dan
berdoa.
'Ya Tuhan, selamatkan aku. Aku masih ingin hidup..' batin Hyunra.
Saat mobil itu terus
melaju kencang kian mendekati posisi Hyunra berdiri, seorang namja
datang lantas memeluk tubuh Hyunra yang bergetar hebat. Namja itu
mendekap lantas dengan sigap meminggirkan yeoja itu. Ya, ia
menyelamatkan Hyunra dari maut!
"CIITTTTT..."
Hening sesaat! Hanya degup jantung Hyunra lah yang terdengar gemuruh di dalam dada yeoja itu.
'Aighoo.. Apa aku sudah mati? Kenapa tubuhku tidak sakit?' pikir Hyunra belum juga sadar.
"Agashi.. Gwenchana?" tanya penyelamat itu.
Hyunra perlahan membuka matanya yang sejak tadi terpejam karna ketakutan.
"Hei Nona! Kalau kau mau
bunuh diri, jangan menabrakan diri ke arah mobilku! Aku tidak mau mobil
baruku ini lecet!" pekik Pemilik mobil itu geram.
"M-mianhaeyo Ahjussi.." sahut Hyunra seraya menundukkan kepalanya sejenak.
"Hehh.. Anak muda jaman
sekarang.. Labil.. Sedikit sedikit ingin bunuh diri.. Aighoo.." cerca
Ahjussi itu lantas dengan cepat meninggalkan Hyunra dan Seorang namja
penyelamat itu.
"Gamsahamnida Tuan. Anda sudah menyelamatkan ku.." ujar Hyunra belum juga menatap wajah penolongnya itu.
"Lee Hyunra..." panggil
namja itu. Hyunra terlonjak kaget kala matanya menangkap sosok itu!
Dia.. dia adalah Shim Changmin!! Mantan namjachingunya yang sudah satu
tahun ini tak ia lihat!
'Ya Tuhan, benarkah
dia Shim Changmin? Changmin ku dulu? Dia tidak banyak berubah. Tapi
wajahnya terlihat lebih tirus, tubuhnya juga terlihat sedikit kurus.
Astaga! Ada apa denganku? Dia bahkan bukan milikmu lagi Lee Hyunra!
Sadarlah!' batin Hyunra. Entah mengapa, berada di hadapan Changmin
seperti ini, ia merasakan dadanya bergetar hebat. Tapi tidak, itu tidak
boleh! Hyunra tidak boleh sampai jatuh cinta lagi pada sosok Changmin,
yang notabene mantan pacarnya. Ia kini sudah tidak bisa kembali lagi,
pintu itu sudah tertutup rapat! Tertutup oleh sosok Kyu yang akan segera
menikahinya!
"Lee Hyunra.. Benarkan?
Kau Lee Hyunra?" ujar Changmin seraya menyunggingkan senyuman manisnya.
Sungguh! Senyum manis itulah yang begitu Hyunra rindukan, senyum yang
terasa begitu memancarkan kehangatan seorang Shim Changmin!
Hyunra mematung layaknya
orang bodoh. Lelucon apa lagi ini? Mengapa ia harus bertemu Changmin,
di saat ia hampir membuka hatinya untuk Kyu? Tanpa sadar, fikiran akan
memiliki namja itu lagi, kembali memenuhi benak Hyunra.
"Shim Changmin.. Lama
tidak bertemu.." gumam Hyunra dengan matanya yang berkaca. Rasa bahagia
akan pertemuan itu merebak. Namun di saat yang sama, rasa sesal tak
dapat memiliki Changmin, menggerogoti ulu hatinya. Sungguh, saat ini
airmatanya ingin mengalir keluar, namun Hyunra berusaha keras
menahannya.
"Nde, setahun yang lalu, sesaat setelah perpisahan kita, aku kembali ke Jepang." ujar Changmin.
Ya, Changmin dan Hyunra
berpisah karna orang tua Hyunra tidak merestu hubungan mereka. Appa
Hyunra dan Appa Changmin adalah rival bisnis; dan kini imbas permusuhan
itu telah menjadi jurang pemisah bagi anak mereka sendiri. Ya,
keegoisanlah yang orang tua keduanya pertahankan hingga kini. Hingga
tanpa sadar, keegoisan mereka sendirilah yang akan menjadi boomerang,
serta perenggut kebahagiaan Hyunra, maupun Changmin.
###
-Benar kata pepatah, bahwa melepaskan orang yang kau cintai jauh lebih sulit dibanding menerima cinta baru yang asing bagimu-
Gelapnya malam, nampak
merajai langit kala itu. Bulan memancarkan sinar cantiknya ditengah
taburan bintang-bintang yang bertahta di atas sana. Terlihat Hyunra
melamun menatap luar dari jendela kamarnya. Angin malam yang bertiup,
melambaikan helaian rambut panjang yeoja yang sedang dilanda kekalutan
itu.
"Ya Tuhan.. Salahkah aku
jika aku mengharapkan Changmin Oppa kembali padaku? Ada apa denganmu
Lee Hyunra? Kenapa kau begini? Apa kau tega melihat Kyuhyun kecewa karna
ulahmu?" gumam Hyunra bimbang.
Entahlah, pertemuan tadi
siang begitu saja berkelebat di dalam benaknya berulang-ulang. Bisakah?
Bisakah sebentar saja ia egois?
Memori itu kembali
terngiang kuat di dalam otak Hyunra kala itu. Ia bangkit, berjalan
menuju lemari yang berada di sudut kamarnya.
Hyunra mengangkat kotak
kardus ukuran sedang dari dalam lemarinya itu. Perlahan ia membukanya.
Kini nampaklah semua kenangan tentang Changmin! Foto-foto mereka berdua,
benda-benda yang dihadiahi oleh Changmin setiap hari ulang tahun
Hyunra. Ya Tuhan, ini begitu sulit! Hingga tanpa sadar, Hyunra
meneteskan airmatanya. Ada apa? Mungkinkah ia menyesal?
Jika saja ada mesin
waktu, mungkin Hyunra akan kembali pada masa itu. Kembali mempertahankan
hubungan itu. Namun semua hanya tinggal angan-angan semata.
"Sarangboda gipeun ujeongi nama.. Gamchul su bake eobneun nae sarangeul..."
Suara ponsel itu
menyadarkan Hyunra dari renungannya. Dengan sigap ia lantas meraih benda
persegi itu. Ia tatap layar ponselnya yang kini tertera nama Kyuhyun
dari sana.
"Kyuhyun Oppa?" gumam Hyunra masih belum mengangkat panggilan itu.
Sedetik kemudian, ia menyeka airmatanya lantas mengatur nafasnya yang tak beraturan itu.
"Yeoboseyo Chagiya? Kau
sedang apa? Kenapa lama mengangkatnya? Aighoo.. Aku begitu
merindukanmu.." ujar Kyu dari seberang sana. Rasa bersalah itu kian
menghantu Hyunra. Ia sungguh tak ingin mengecewakan Kyu.
"Hallo? Chagiya? Kau masih di sana kan?" sambung Kyu.
"Eoh? Nde Oppa.. Aku juga merindukanmu.. Aku hanya sedang tidak enak badan.."
"Mwo?! Omo! Chagiya kau
tunggu di sana, aku akan segera menghampirimu.." sela Kyu kalut.
Entahlah, sejak kapan Kyu berubah menjadi protektif seperti ini.
"Aish Oppa.. Aku hanya pusing sedikit, kau tak perlu secemas itu, lagipula--"
"Tuttt-tutt-"
Kyu menutup sambungan telfon mereka lantas bergegas menuju rumah Hyunra dengan gusar.
Di sisi lain Hyunra nampak menghela nafasnya panjang.
"Hehh.. Padahal aku kan baik-baik saja.." gumam Hyunra.
'Aighoo.. Jika Kyuhyun
tahu kejadian tadi siang, pasti ia akan begitu kecewa. Aku harus
menyembunyikan semuanya.' pikir Hyunra seraya membereskan benda-benda
itu.
Sepuluh menit berlalu, Kyu pun akhirnya tiba di kediaman Hyunra. Terlihat jelas kekhawatiran dari tingkah Kyu saat ini.
"Omo? Kyuhyun? Ada apa kemari? Pasti ada hal penting ne?" ujar Nyonya Lee saat mendapati Kyu dari balik pintu rumahnya.
"Ne, Eomma.. Aku ingin
bertemu Hyunra.. Hehe.. Aku merindukannya.." sahut Kyu seraya mengaruk
kepalanya yang tidak gatal. Kyu sendiri memang sudah terbiasa memanggil
Nyonya Lee dengan sapaan 'Eomma'. Toh Kyu juga sebentar lagi akan
menjadi menantunya.
Sentak tingkah Kyu itu mengundang gelak tawa ringan dari Nyonya Lee.
"Kekeke.. Ne, Eomma tahu.. Karna Eomma juga pernah muda.." goda Nyonya Lee semakin membuat Kyu tersipu.
"Ayo, masuklah.. Akan ku antar kau ke kamar Hyunra.." ujar Nyonya Lee seraya mendampingi Kyu berjalan menuju kamar Hyunra.
"Nah, ini kamar Hyunra.
Kau masuklah, anggap kamarmu sendiri. Eomma tinggal dulu.." pamit Nyonya
Lee meninggalkan Kyu di depan pintu kamar Hyunra.
'Hemm.. Yeoja ku sedang apa ne? Pasti memikirkanku.' pikir Kyu.
TOK TOK
Hyunra tersadar kala ketukan pintu kamarnya terdengar.
'Pasti itu Kyu.' pikir Hyunra.
Dengan cepat Hyunra
bercermin menatap wajahnya. Ia memastikan agar wajahnya tak terlihat
sembab. Setelah merasa cukup, Hyunra pun segera membuka pintu kamarnya.
"Malam Chagiya? Kau sedang apa?"
"Tidak, aku hanya sedang berbaring saja Oppa.." sahut Hyunra, mempersilahkan Kyu memasuki kamarnya.
"Chagiya, kau bilang kau
sakit? Apa perlu kita ke rumah sakit?" ujar Kyu seraya membelai lembut
rambut panjang Hyunra. Ia menatap mata Hyunra begitu lekat. Secemas
itukah?
"Eee.. Anniyo.. Aku sudah baik-baik saja Oppa.." timpal Hyunra seraya menundukkan kepalanya.
Kyu menangkap keanehan
dari sikap Hyunra padanya saat itu. Apa yang terjadi? Terlihat Hyunra
seperti menyembunyikan sesuatu darinya.
"Chagiya, tatap aku.." gumam Kyu, dengan mengarahkan dagu calon istrinya itu agar mau menatapnya.
"Apa apa Chagiya? Apa ada masalah? Aku merasa, hari ini kau berbeda.." sambung Kyu.
Deg!
Sentak jantung Hyunra
berdebar tak karuan, ia begitu terkejut atas pertanyaan Kyu barusan.
Mungkinkah Kyu dapat membaca pemikirannya saat ini?
Hening. Hyunra justru hanyut pada sorot mata Kyu yang kini kian menghujaminya.
Kyu meraba lekuk wajah Hyunra. Entahlah, Kyu merasa begitu takut kehilangan yeoja itu.
"Aku mencintaimu Lee
Hyunra.. Aku tak bisa membayangkan jika kau pergi meninggalkan ku."
desis Kyu kala jarak mereka berdua begitu dekat.
Hyunra diam membisu,
rasa bersalah itu kembali memenuhi relung hatinya. Tapi, dapatkah ia
menghapus seluruh perasaannya pada sosok masa lalunya, yaitu Changmin?
Lantas membuka hatinya sepenuhnya pada Kyu, sosok masa depannya? Bahkan
hatinya pun kini tak seyakin itu.
"Nado saranghae.." sahut Hyunra. Mungkinkah kata barusan hanyalah sebuah kebohongan? Kebohongan, agar Kyu tak tersakiti?
Kyu tenggelam pada
suasana itu, ia mendekat, mendekap pinggang yeojanya. Entah sadar atau
tidak, Kyu mencium lembut bibir Hyunra.
"CUPP!"
Ya, inilah ciuman pertama mereka. Tapi, mungkinkah ini juga akan menjadi ciuman terakhir?
Kyu melumatnya pelan, namun tak lama Hyunra melepas pautan itu. Bayangan akan Shim Changmin lah yang membuatnya seperti ini.
Kyu tersentak, ia mengerutkan keningnya heran.
"Emm.. Mianhae Chagiya.. Aku sudah lancang menciummu.." sesal Kyu mengalihkan pandangannya.
Tidak! Bukan Kyu yang salah, tapi Hyunra lah yang tak bisa melepas bayangan masa lalunya.
Hening. Kesenyapan itu
membuat canggung keduanya. Tiba-tiba entah dari mana datangnya, ada rasa
yang begitu kuat untuk memeluk Kyu.
Grepp!
Seketika itu juga,
Hyunra memeluk Kyu dari belakang. Yeoja itu sendiri pun kini tak tahu
dan tak yakin apa keinginan hatinya yang sesungguhnya.
'Mianhae Oppa.. Aku telah mengkhianati cintamu.. Aku pun tak tahu, kenapa aku bisa sekejam ini.' batin Hyunra.
Terdiam, Kyu hanya diam
membeku. Entah apa yang ia pikirkan saat ini. Yang Kyu kira saat ini
adalah, mungkin Hyunra masih belum sepenuhnya menerima dirinya.
Sedetik kemudian, Kyu
berbalik. Ia menunjukkan seulas senyum manisnya. Ya, Kyu tersenyum,
karna dia tak ingin memperburuk keadaan.
"Gwenchana.. Aku tahu
kau hanya lelah Chagiya.. Kau tidurlah.. Jangan pikirkan hal yang
macam-macam.. Biar besok semua keperluan pernikahan kita, aku yang
mengurusnya." tutur Kyu lembut.
'Ya Tuhan, Cho Kyuhyun.. Kau tak pantas memberikan ku kepercayaan. Aku tak pantas kau percaya.' pikir Hyunra.
"Aku akan pulang.." Kyu
bangkit, lantas melangkah menuju pintu kamar Hyunra. Namun, sebelum Kyu
meraih handle pintu itu, Hyunra mencegahnya. Yeoja itu menahan tangan
Kyu. Sentak saja Kyu terkejut.
"Oppa.. Aku.." ujar Hyunra terbata. Mungkinkah ia akan mengatakan yang sebenarnya?
"Nde??" Kyu mengerutkan keningnya.
"Emm.. Aku.. Aku hanya
ingin mengingatkanmu.. Hati-hati dijalan Oppa.." jawab Hyunra sekenanya.
Sulit baginya untuk mengatakan semuanya. Lidahnya seolah kelu; namun
Hyunra juga sadar ia belum siap. Belum siap karna ia akan menghancurkan
hati Kyu.
"Aighoo Chagiya.. Nde, aku pasti hati-hati.." sahut Kyu seraya tersenyum.
"Atau.. Bagaimana jika aku menginap di kamar mu ini saja hem??" goda Kyu mencoba mencairkan kecanggungan antara mereka.
"Mwo? Aish.. Apa yang kau katakan Oppa?!" Hyunra tersipu malu, pipinya merona seketika.
"Geurae, aku pulang dulu.. Ingat Chagiya.. Aku sangat mencintaimu.. Tak ada hal yang aku inginkan, selain memilikimu.
Ku harap lamban laun kau
juga bisa membalas perasaanku ini Chagiya. Tapi tidak apa, aku tak
memaksamu.." tutur Kyu seraya mengusap lembut kepala Hyunra penuh kasih
sayang.
"Aku pulang dulu ne?"
pamit Kyu dengan membuka pintu kamar itu hendak keluar. Namun, di saat
yang sama Hyunra lagi-lagi menahan lengan Kyu. Sentak Kyu terkejut. Ada
apa lagi?
"CUPP!"
Entah sadar atau tidak,
sedetik kemudian Hyunra mengecup bibir Kyu. Sungguh! Kyu begitu terkejut
atas tingkah Hyunra ini. Walaupun dalam lubuk hati namja itu, rasa
bahagia begitu membuncah.
"Embb.. Chagiya.." gumam Kyu saat Hyunra melepas pautan manis itu.
"Selamat malam Oppa?
Hati-hati di jalan ne?" sela Hyunra, dengan cepat ia menutup pintu
kamarnya. Ia lakukan itu agar Kyu tak melihat wajahnya yang kini
memerah.
'Aighoo.. Bagaimana mungkin aku menciumnya? Apa yang kau lakukan Lee Hyunra?! Kau begitu babo!' gerutu Hyunra dalam hati.
Sementara itu, di luar
pintu kamar terlihat Kyu mematung masih juga tak percaya kejadian
barusan. Benarkah tadi? Hyunra telah menciumnya? Akankah ini menjadi
sebuah awal yang baik dari hubungan mereka?
Kyu tersenyum seraya menyentuh bibirnya sendiri.
"Calon istriku, kau sungguh manis.." desis Kyu.
Tak lama ia pun beranjak meninggalkan rumah Hyunra.
###
Hamparan bukit
rerumputan hijau yang nampak memukau keindahan mata, kini terpampang
jelas di hadapan Hyunra; yeoja itu tampak cantik dengan balutan gaun
putih pengantin yang ia kenakan saat ini. Ya, inilah saatnya.. saat
dimana ia harus melepas semua kebebasannya, lantas mengikat janji suci
antara ia dan Kyu, calon suaminya.
Semua tamu undangan
memandang Hyunra dengan seulas senyum bahagia mereka. Namun terlihat
keraguan dari raut wajah Hyunra. Tidak! Mungkinkah ia ragu akan
pernikahan ini?
Tiba-tiba Eomma Hyunra, datang mendekati anaknya itu.
"Sayang, kajja.. Kyuhyun
sudah menunggumu di sana.." bisik Nyonya Lee. Sentak mata Hyunra
menyorot akan satu objek tak jauh di depannya. Ya, di sana.. di depan
Altar, berdiri seorang namja tampan yang tak bosan menyunggingkan senyum
terbaiknya. Siapa lagi kalau bukan Kyu?
Perlahan Hyunra
melangkahkan kakinya kian mendekati Kyu. Entahlah, di setiap Hyunra
melangkahkan kakinya kian menuju altar, ia justru semakin ragu. Ya
Tuhan, ada apa dengan yeoja itu? Ini bukanlah saat dimana ia dapat
menunda waktu!
Tap!
Kini sampailah Hyunra di depan altar, di hadapan Pastur, serta di samping calon suaminya.. Kyuhyun.
Terlihat jauh berbeda
dari raut wajah Kyu yang bahagia, wajah Hyunra justru lah tanpa
ekspresi; tatapan yeoja itu kosong entah kemana.
'Ya Tuhan.. Sekarang aku harus bagaimana? Mengapa hatiku seolah terganjal oleh sesuatu? Mungkinkah aku ragu?' batin Hyunra, hatinya seolah ingin menjerit.
"Baiklah, Cho Kyuhyun..
bersediakah kau menjadi suami Lee Hyunra, mencintainya disaat sakit,
maupun senang, hingga maut memisahkan kalian?" ucap Pendeta itu.
Tak perlu lama berfikir, Kyu pun lantas menjawab dengan begitu yakin, seyakin yakinnya.
"Saya bersedia!" seru
Kyu mantap dengan seulas senyum manis dari bibirnya. Tak ada keraguan
sedikitpun dari nada bicara Kyu barusan. Jelas, itu karna Kyu begitu
mencintai Hyunra.
"Dan kau, Lee Hyunra..
bersediakah kau menjadi istri dari Cho Kyuhyun, mencintainya di saat
sakit, maupun senang, hingga maut memisahkan kalian?" kini Pendeta itu
beralih menanyai Hyunra.
Hening berselang lama.
Hyunra tak juga menyahut pertanyaan Pendeta tadi. Sentak Kyu menatap calon istrinya itu.
"Chagiya.." gumam Kyu seraya menghujami Hyunra tatapan sayunya.
Sedetik kemudian Hyunra membalas tatapan Kyu. Entahlah, apa arti sorot mata Hyunra yang seolah kosong.
Tak lama Hyunra
mengalihkan pandangannya ke arah para tamu undangan yang hadir di acara
pernikahannya itu. Tatapan yeoja itu terhenti pada satu sosok tamu yang
hadir di sana. Ya, Shim Changmin! Mungkinkah semua keraguannya itu karna
masih adanya bayangan Changmin di hatinya?
"Maafkan aku Oppa.. Ini
tidak bisa.. Aku tidak bisa melakukan ini.." desis Hyunra. Seketika itu
juga Kyu tercengang; ia lemah, hatinya seolah remuk oleh tikaman
kekecewaan atas ucapan Hyunra barusan.
"Hyunra-ya, ini bukan saatnya untuk bercanda.. Jebal Chagiya, jangan.."
"Mianhae Oppa.. Tapi aku benar-benar tidak bisa.." sela Hyunra.
Hening. Seluruh tamu undangan di sana seolah merasakan apa yang Kyu rasakan kini. Tatapan iba pun datang menghujami Kyu.
"Mianhaeyo Oppa.." gumam Hyunra. Entah mengapa keraguan itu justru menguat kala pernikahan itu sudah di ambang altar?
"CUPP!"
Seketika, Hyunra
tiba-tiba mencium bibir Kyu. Ia melumatnya pelan dan lembut. Tidak!
Bahkan ciuman itupun tak akan mampu mengobati kekecewaan hati Kyu kini!
Sekali lagi semua orang nampak membelalak terkejut! Lelucon apa ini?
Pernikahan yang telah disiapkan begitu lamanya, seharusnya berjalan
sakral! Namun kini semua hancur hanya dalam sekejap mata!
Hyunra berbalik, ia menatap lagi sosok masa lalunya itu.
'Changmin Oppa, aku mencintaimu.. Masih mencintaimu.. Salahkah jika aku berharap kita bisa kembali?' batin
Hyunra. Ia mengukir satu senyum manis untuk Changmin yang menatapnya
seraya berdiri mematung. Ya, namja itu tak percaya Hyunra akan melakukan
ini.
Tangan mungil Hyunra
mengangkat sedikit gaun pengantin yang sedang ia kenakan kini. Ia
berlari menjauh dari Kyu. Semua orang ricuh, bahkan keluarga Kyu dan
Hyunra pun saling memaki. Kacau!
Kaki itu terhenti tepat di hadapan Changmin yang membisu.
Mereka saling menatap.
Tak ada kata, hanya sorot mata mereka lah yang berbicara.
"Hyunra-ya.. Kau tidak boleh melakukan ini.." ujar Changmin lirih.
Setitik airmata Hyunra
jatuh mengalir membasahi wajahnya. Tangan Hyunra terangkat, ia meraba
rahang Changmin, bayang-bayang masa lalu nya itu. Mengapa begitu sulit?
Hyunra terlihat tersenyum, namun senyum itu justru terlihat miris di mata Changmin.
"Oppa.. Masih bisakah kita kembali?" gumam Hyunra ditengah derai airmata yang mengalir dari sudut matanya.
Sedangkan di depan altar
sana, Kyu mematung! Ia sungguh tak percaya Hyunra, yeoja yang ia cintai
tega melakukan pengkhianatan padanya. Salahkah Kyu yang mulai mencintai
Hyunra dengan tulus? Mengapa takdir ini begitu rumit?
'Hyunra-ya.. Kenapa kau begitu kejam?' batin Kyu pilu.
Hening. Nampak Changmin terdiam membeku. Ingin rasanya mengatakan bahwa ia juga masih mengharapkan Hyunra kembali ke sisinya.
"Hyunra-ya, aku juga
mengharapkan kau kembali padaku, kembali merajut hubungan kita dulu yang
sembat terpisahkan.." sahut Changmin seraya menyeka bulir airmata
Hyunra.
"Jinjja Oppa?" Hyunra tersenyum bahagia. Mungkinkah? Mungkinkah pintu itu terbuka kembali untuknya?
Dada Kyu bergemuruh, ia merasakan sesak yang menghunus tepat di jantungnya.
"Nde, aku pernah sangat
mengharapkanmu kembali.. Tapi.. Itu dulu Hyunra-ya.. Kini ada wanita
lain di sampingku.." jawab Changmin.
Sungguh! Ucapan Changmin
tadi bagaikan sebuah petir yang menyambar kencang tepat dihati Hyunra!
Senyum itu luntur, semua orang berbisik mencerca Hyunra.
"Omo! Ku rasa ia pantas mendapat penolakan itu."
"Ku rasa itu karma untuknya!"
"Tuhan maha adil! Inilah balasan atas sakit hati Kyuhyun!"
sayup-sayup cemo'ohan itu berkelebat di telinga Hyunra. Kini dada Hyunra terasa sesak. Hancur sudah semua harapan itu!
"Gomawo Oppa.." gumam
Hyunra seraya memaksakan diri untuk tersenyum. Kini ia sungguh terjebak
dalam lelucon yang ia buat sendiri. Lelucon yang begitu membuat hatinya
remuk tak berbentuk lagi.
Hyunra berlari menjauh
dari tempat itu, ia tak tahu lagi kemana ia akan melabuhkan perasaannya
kini. Bahkan hatinya pun telah tak berbentuk lagi karna penolakan
Changmin. Inikah hukuman Tuhan untuknya?
Langkah kecil kaki
mungil itu, berhenti tepat di tengah jalan. Hyunra diam seraya
merentangkan kedua tangannya, seolah ia benar-benar siap untuk apapun
yang akan menghempaskan tubuhnya; membawanya pada kematian. Tak ada lagi
alasan hidup untuknya kini. Semua keindahan yang ia dapat dulu telah
berubah menjadi cobaan yang begitu perih.
'Kyuhyun Oppa..
Mungkin benar kata orang-orang itu.. Inilah balasan untuk orang jahat
sepertiku. Saat ini, mati adalah jalan satu-satunya untukku. Selamat
tinggal Oppa.. Aku harap kau mendapatkan penggantiku, yang lebih baik,
yang jauh dari kata pengkhiatan..' pikir Hyunra.
"HYUNRA-YA!!" Pekik Kyu.
Hyunra menoleh seketika, ia terheran. Tak disangka Kyu kini justru
menyusulnya. Benarkah? Bahkan Hyunra telah terang-terangan menyakiti
hati namja itu. Lalu sekarang, mengapa Kyu masih mau menerimanya?
"Kyuhyun Oppa.." gumam Hyunra.
"Hyunra-ya! Menyingkir
dari sana sekarang juga!" seru Kyu cemas. Ya, cinta Kyu begitu tulus;
jauh lebih tulus dari yang Hyunra tahu.
"Tidak.. Ini sudah
berakhir Oppa.. Aku sudah terjebak dalam jurang keegoisanku sendiri.
Sekarang, biarkan aku mati bersama semua penyesalanku.." desis Hyunra.
Bulir bening itu jatuh, mengaliri wajah cantiknya.
"Hyunra! Awas!" pekik Kyu kala sebuah Truk Container melaju kencang menuju tubuh Hyunra berdiri
Hyunra menatap nanar
Truk itu seraya tersenyum. Gila memang! Ia bahkan memejamkan matanya
seakan telah siap menghadap kematian yang kini ada di depannya! Baginya,
tak ada jalan untuk kembali bersama Kyu.
Semua orang menyaksikan
tingkah gila Hyunra dengan membelalak, bahkan Kyu pun tak kalah
tercengang! Pikirannya kacau seketika itu juga! Tidak! Hyunra berhak
atas hidupnya! Semua orang pantas mendapat kesempatan kedua, seberat
apapun kesalahan itu.
"Hyunra awas!!"
Kyu berlari, menghampiri Hyunra. Ia mendekap erat tubuh Hyunra dan sesegera mungkin menyingkir dari tengah jalan!
"BRUGG!"
Mereka berdua terjatuh di aspal itu. Hyunra berada tepat di atas tubuh Kyu!
"Hyunra-ya? Kau tak apa
kan?" desis Kyu lemah. Hyunra menatap mata sayu Kyu dengan butiran
airmata yang mengalir dari sudut matanya.
"O-oppa..." gumam Hyunra
kala mata indahnya menangkap cairan kental merah itu menalir dari
kepala Kyu! Ya, kepala Kyu terbentur aspal jalan hingga membuat darah
mengalir deras bahkan menetes di jalanan itu! Darah itu seolah menjadi
bukti, bahwa Kyu amat sangat tulus mencintai Hyunra!
"Kyuhyun Oppa!
Bertahanlah! Jangan tinggalkan aku!" pekik Hyunra kalut. Rasa bersalah
itu kian membesar dalam relung hatinya! Ya, bagaimana bisa ia sekejam
itu? Mengkhianati orang setulus dan sebaik Kyuhyun!
"Bahagialah.. Meski
tanpa aku Chagiya.. Kau harus bahagia.." gumam Kyu seraya menahan
kesakitan yang berasal dari kepalanya. Miris! Salahkah jika ia setia?
Mengapa takdir seolah begitu kejam hingga memberinya sebuah
pengkhianatan? Kini bahkan Kyu tak menyalahkan Hyunra sedikitpun. Namja
itu justru menyalahkan dirinya sendiri!
Kembali, Hyunra
berteriak pilu saat Kyu meringis kesakitan. Semua orang menatap miris
kejadian sepasang pengantin itu. Siapa yang patut disalahkan? Takdirkah?
"Ireona Oppa!"
Hyunra tak tahan lagi!
"S-selamat tinggal
Chagiya.." mata indah itu terkatup manis menyisakan irisan luka yang
menggores tiap-tiap puing kenangan yang telah mereka lalui bersama.
"OPPAA!!"
"HYUNRA-YA!!"
Pekik seseorang dari balik pintu kamar.
Deru nafas itu seakan
membawa Hyunra kembali pada alam sadarnya! Mimpikah tadi? Rasa syukur
itu membucah seketika dalam dadanya! Ia tak mampu membayangkan jika
kejadian tadi adalah kenyataan pahit yang harus ia terima di dunia
nyata!
"Hyunra-ya! Ireona! Kyuhyun menunggumu!" teriak Nyonya Lee dari luar kamar.
Kyuhyun? Hyunra
tersenyum bahagia. Ia melompat dari ranjang, tanpa sadar bahwa rambut
dan pakaiannya kini begitu berantakan! Ia tak peduli lagi semua! Yang
penting hanyalah Kyu! Calon Suaminya!
"OPPA!" seru Hyunra
sentak memeluk Kyu yang mematung di depan kamar Hyunra. Namja itu
terlihat bingung. Tidak biasanya Hyunra bertingkah begini.
"Chagiya, waeyo?" tanya Kyu heran.
"Oppa.. Aku sangat
mencintaimu.. Berjanjilah untuk selalu di sampingku Oppa.. Aku tak tahu
bagaimana hidupku bila kau meninggalkanku.."
Kyu termangu. Apakah yeoja ini salah minum obat? Ada apa dengan otaknya?
Senyum kecil itu terukir dari bibir manis Kyu.
"Nado Saranghae
Istriku.. Aku berjanji akan selalu menjagamu.." gurau Kyu. Ia mendekap
erat Hyunra. Hatinya tak lagi bimbang dengan keputusannya untuk menikahi
Hyunra.
Mereka saling bertukar pandang dengan jarak yang begitu terasa dekat.
'Tuhan, ku mohon..
Jangan pisahkan aku dengan namja ini. Walaupun takdir memang telah
menuliskan umur manusia, namun bisakah aku berada di sisinya jauh lebih
lama?' batin Hyunra.
"CUPP!"
Kecupan yang syarat akan
ketulusan itu menyatu dalam hangatnya bias warna-warni cinta yang
mereka lukis sendiri. Kyu melumat bibir Hyunra pelan, penuh dengan
kelembutan. Hyunra pun demikian, yeoja itu menarik tengkuk Kyu agar
semakin memperdalam ciuman mereka kini.
Tegakah takdir membawa
badai pemisah untuk mereka? Namun jika badai itu dihadapi bersama, tidak
hanya badai pemisah, langit runtuhpun mungkin akan mereka arungi
bersama.
Pada intinya,
sayangilah orang yang tulus mencintai kita. Mungkin akan terasa biasa
saja saat cinta itu ada, namun di kala cinta itu berlalu, kamu akan
sadar dan merasakan betapa berharganya cinta dan kasih sayang yang
tulus.
Karna, percuma
menggantungkan harapanmu pada masa lalumu yang belum pasti mencintaimu.
Waktu pun tak akan berhenti atau memutar kembali pada tempatnya. Maka,
sebisa mungkin lakukan hal terbaik hari ini.
Belajarlah.. Belajarlah bahwa orang yang meninggalkanmu di masa lalu, adalah orang yang memang harus kau tinggalkan.
END
Gomawo untuk para readers :D jgn lupa coment ya!! Bow..
Tia Riesn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar